Ketika banyak negara di dunia mulai pulih dari pandemi Covid-19, situasi di China sebaliknya. Kasus Covid-19 di negeri tirai bambu meroket setelah pemerintah mencabut pembatasan sosial yang ketat.
- Kisah Supriyadi dan Perlawanan PETA Blitar
- Umat Islam Diimbau Taati Seruan Ulama soal Palestina
- Cak Imin Tak Hadiri Acara 1 Abad NU, Muslim: Sudah Talak Tiga
Dalam beberapa hari terakhir, situasi di Beijing cukup mencekam dengan penyebaran varian Omicron yang mudah menyebar.
Berdasarkan laporan dari Reuters, mobil jenazah hilir mudik membawa jenazah masuk ke krematorium Covid-19 yang telah ditunjuk pemerintah.
Pada Sabtu sore, seorang jurnalis Reuters melihat sekitar 30 mobil jenazah berhenti di jalan masuk menuju rumah duka Dongjiao, sebuah krematorium yang ditunjuk pemerintah di Beijing.
Di antara mereka terparkir ambulans dan gerobak dengan mayat terbungkus seprai di bagasi terbuka yang kemudian diambil oleh pekerja bersetelan hazmat dan dipindahkan ke ruang persiapan untuk menunggu kremasi. Tiga dari banyak cerobong asap mengepul terus menerus.
Di tengah tekanan, rumah duka dan krematorium juga harus bejuang memenuhi permintaan karena banyak pekerja dan pengemudi yang dinyatakan terinfeksi Covid-19.
"Kami memiliki lebih sedikit mobil dan pekerja sekarang. Pekerja kami banyak yang dinyatakan positif," kata seorang staf di Rumah Duka Miyun.
Kendati telah melonggarkan kebijakan Zero Covid, China belum secara resmi melaporkan kematian akibat Covid-19 sejak 7 Desember.
Sebuah lembaga penelitian yang berbasis di AS memperkirakan China akan mencatat lebih dari satu juta orang di China dapat meninggal karena Covid-19 pada tahun 2023.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- AS Ajak Nego Tarif, China Masih Pikir-pikir
- China Diam-diam Cabut Tarif Balasan 125 Persen untuk Chip AS
- Ini Penyebab Harga Emas Terus Naik