Antara Dihujat dan Disanjung, Anies Baswedan: Dipuji Tidak Terbang, Dicaci Tidak Tumbang

Anies Baswedan/Net
Anies Baswedan/Net

Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan tidak goyang diterpa badai hujatan. Namun juga tidak tinggi ketika diselimuti sanjungan dari para loyalisnya. 


“Kalau saya, sedari awal prinsip yang harus dipegang apa? Dipuji tidak terbang, dicaci tidak tumbang. Rileks aja,” ujar Anies dalam dialog bersama Karni Ilyas yang ditayangkan TVOne, Jumat malam (2/7).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, daripada memikirkan pujian dan hujatan, dia memilih fokus terhadap amanah yang diberikan kepadanya, agar dapat memberikan manfaat untuk rakyat.

“Kerjakan apa yang menurut kita adalah benar, memberikan manfaat bagi orang banyak, adapun hari ini bisa dipuji, bisa ditentang, bisa dikritik, tapi bila manfaat itu dirasakan, ya publik nanti akan menilai,” ujarnya.

Anies menyadari di serangan media sosial ini, kebebasan berekspresi sangat dominan. Walau begitu, ke depannya dia bakal memberikan ruang berekspresi bagi masyarakat yang lebih baik.

“Ini harus dijaga, ketika tadi ada istilahnya dihujat dan disanjung, ya itu bagian dari kenyataan, berada di wilayah politik, itu kenyataan dari dulu begitu,” katanya.

Menurutnya, seluruh tokoh bangsa di dunia ini pasti mendapatkan pujian dan hujatan. Hal itu merupakan sebuah realita yang harus dihadapi seluruh manusia.

“Justru kita harus bisa fokus pada hal baik apa yang akan dikerjakan. Hal benar apa yang akan dikerjakan. Akan menjadi fokus saya dan itu akan menjadi kalau bisa dibilang menjaga dalam menghadapi berbenturan opini yang sering muncul di masyarakat,” pungkasnya.