Pengerjaan Tanggul di Tengger Raya Surabaya Capai 80 Persen

Pengerjaan Tanggul di Tengger Raya/RMOLJatim
Pengerjaan Tanggul di Tengger Raya/RMOLJatim

Pengerjaan tanggul dan pengerukan sungai dilakukan guna mencegah terjadinya banjir di kawasan Jalan Tengger Raya, Sambikerep sudah mencapai 80 persen dan ditargetkan selesai dalam dua minggu.


“Pengerjaan tanggul Alhamdulillah sudah hampir 80 persen, tengah-tengah sawah ini kita tutup dengan tanggul tetapi saluran tetap kita keruk semuanya. Pak Camat Benowo juga sudah berkoordinasi dengan warga karena di belakang rumah ada warung, juga kita buatkan tanggul dibelakangnya. Karena posisi di sini, tidak hujan pun banjir,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (28/2).

Ia menjelaskan bahwa banjir di Jalan Tengger Raya pada Sabtu (17/2) lalu, merupakan adalah luapan air dari Kabupaten Gresik, serta perumahan yang ada di kawasan atas Jalan Tengger Raya. 

Karenanya, Wali Kota Eri meminta bahwa setiap perumahan diharuskan memiliki kolam tampung agar air tidak langsung masuk ke saluran sungai saat terjadi hujan deras.

“Kalau perumahan itu ada di dataran tinggi dan tidak punya kolam tampung, dia (perumahan) langsung membuang airnya ke sungai, maka seperti ini (Tengger Raya) dataran rendah terkena dampaknya,” ujarnya.

Di samping itu, Wali Kota Eri mencontohkan saat ia bersama jajaran Kepala PD di lingkup Pemkot Surabaya melakukan pengecekan di kawasan Jalan Tengger Raya. 

Pengecekan yang dilakukan adalah ketika banjir mencapai pinggang, hingga pasca surut pada keesokan harinya. 

Di hari berikutnya itulah, ia melakukan peninjauan bersama perwakilan Citraland. 

Keduanya sepakat untuk menahan laju air melalui pintu air dan pembuatan kolam tampung agar air tidak meluber ke rumah warga.

“Padahal Citraland itu juga menampung air dari Gresik sehingga di Kandangan meskipun tidak hujan ya banjir karena buangan dari sana. Terima kasih karena Citraland juga menutup (pintu air), jika tidak maka (Tengger Raya) akan tenggelam oleh banjir. Karena itu saya juga buatkan tanggul penghalang (Tengger Raya), kalaupun buangan dari Gresik, itu masih tertahan,” terangnya.

Wali Kota Eri pun mengaku, dia telah bertemu dan berkoordinasi dengan Bupati Gresik mengenai luapan Kali Lamong Gresik yang menimbulkan dampak banjir di Surabaya Barat. 

Oleh sebab itu, keduanya berencana untuk bertemu dengan PJ Gubernur Jawa Timur guna mencari solusi terkait persoalan tersebut.

“InsyaAllah kita juga akan ke Pak PJ Gubernur Jatim menyampaikan hal itu, untuk meminta tolong mengenai Kali Lamong. Mencari solusi seperti apa kalau meluap sehingga dampaknya tidak ke Gresik dan juga tidak ke Surabaya. Karena kali lamong ini juga bukan milik pemerintah kota,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi menyampaikan bahwa upaya pencegahan banjir di kawasan Jalan Tengger Raya telah dibuatkan tanggul dan segera dilakukan peninggian jalan. 

Pengerjaan tanggul direncanakan akan selesai dalam dua minggu.

“Tanggul sudah 80 persen tinggal pasang kolom-kolom penguat, sebentar lagi kita selesaikan. Kita juga melakukan pengerukan ke arah hulu jadi sampai ke arah perumahan (Citraland). Pengerukan membutuhkan waktu karena jalan aksesnya harus kita cari. Jalan akses menuju saluran nanti melewati rumah penduduk yang kita perlukan koordinasi dengan lurah dan camat,” kata Syamsul.

Nantinya, setelah pengerjaan tanggul selesai, DSDABM Surabaya akan fokus pada peninggian jalan. Khususnya jalan cekung yang berpotensi menjadi tempat penampungan air. 

“Peninggian jalan mulai jembatan hingga ke utara, rencananya akan ditinggikan mulai 20-30 cm supaya air tidak ngantong di spot-spot tertentu, agar air bisa langsung mengalir dan meluncur ke saluran,” pungkasnya.