RMOLBanten. Dalam gelaran pesta demokrasi berbeda pilihan sah dan merupakan hal wajar. Tapi jangan gara-gara berbeda pilihan hubungan antar masyarakat jadi retak.
- Harga Pupuk Naik 100 Persen, Rizal Ramli: Inilah Kalau Pemimpin Modalnya Pencitraan
- Kubu Moeldoko Maju Ke PTUN, Pakar Hukum Tata Negara: Wujud Pencerminan Hukum
- Temui Khofifah di Surabaya, Pengamat: Prabowo Imbangi Manuver Cak Imin ke KIB
"Rugi besar dan biaya sosialnya terlalu besar (kalau gaduh), hanya urusan pilkada setiap 5 tahun," kata Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab.
Dalam Pilkada Serentak 2018, Jokowi mengimbau kepada untuk memilih calon pemimpin yang paling baik. Tapi, setelah acara pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS), masyarakat harus kembali rukun sebagai saudara sebangsa setanah air.
"Jangan sampai dibawa kemana-mana. Ini adalah hajatan politik dan kadang politik itu banyak jahatnya," sambung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi mengingatkan bahwa seluruh elemen bangsa ini adalah saudara. Sehingga, diharapkan tidak ada saling mencela, mengejek, menjelekkan, mencemooh, curiga, ujaran kebencian, dan adu ujaran kedengkian di media sosial.
"Mestinya, kita perkuat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah basyariyah lebih besar lagi, kita jaga bersama-sama," tutupnya. [dzk]
- Anies dan Tim Kecil Koalisi Perubahan Sambangi AHY di kantor Demokrat
- MUI Pusat Gelar Rapat Usai Anggota Komisi Fatwa Ditangkap Densus 88
- Megawati akan Temui Jokowi Setor Nama Pengganti Tjahjo Kumolo