300 Keris Peninggalan Abad Ke-8 Dipamerkan

Untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia, Pemerintah Kota Kediri bersama Paguyuban Tosan Aji menggelar pameran keris setiap tahunnya. Kegiatan pameran ini sekaligus dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Kediri ke-1140.


Selain pameran keris juga terdapat pameran lukisan dan produk UMKM Kota Kediri. Pameran tersebut berlangsung pada tanggal 16-18 Agustus.

Dalam kesempatan ini, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mendapatkan penghargaan sebagai Sahabat Senapati Nusantara dari Sekjen Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara (Senapati Nusantara) Hasto Kristiyanto. Walikota Kediri dinilai memiliki kepedulian dalam pelestarian budaya.  

Penghargaan tersebut diberikan kepada Walikota Kediri oleh Wasekjen Senapati Nusantara Nurjianto, Jumat (16/8) dalam pembukaan Pameran Tosan Aji dan Keris Panjalu Jayati di Halaman Kediri Town Square.

Mas Abu, sapaan akrab Abdullah Abu Bakar mengungkapkan bahwa keris yang dipamerkan bukanlah keris yang mistis dan memiliki nilai magis. Tetapi pameran ini menyampaikan pesan bahwa keris adalah senjata yang benar-benar dimiliki oleh Bangsa Indonesia.

"Saya pernah melihat keris ini ada di Kansas yang membawa adalah orang Indian yang keturunan orang Asia. Di situ saya melihat keris ini bisa diakui oleh siapapun karena kerajaan di Indonesia ini sangat besar. Sehingga kita perlu melestarikan keris ini," ujarnya.

Ditambahkan Mas Abu, keris mempunyai makna sendiri-sendiri. Keris diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Walikota muda ini berharap kegiatan pameran ini bisa menjadi edukasi yang baik bagi masyarakat. Sehingga generasi penerus akan tahu bahwa dalam suatu karya memiliki cipta rasa yang luar biasa. Seperti halnya dalam goresan-goresan lukisan para seniman juga berbeda dan ada maknanya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Tosan Aji dan Keris Panji Joyoboyo Kediri Imam Mubarok mengatakan pada pameran kali ini mengambil tema Panjalu Jayati yang memiliki arti Kediri Menang. Prasati tersebut ditulis tahun 1135 penyatuan Jenggala dan Panjalu oleh Prabu Jayabaya.[Andik/hms