Presiden Joko Widodo diminta untuk berbicara dengan DPR jika ingin serius memindahkan ibukota negara ke Kalimantan Timur.
- Diskusi dengan Mahasiswa, Anwar Sadad Singgung Bangsa Berkebudayaan
- Prabowo Dinilai Paling Cocok Jadi Tokoh Rekonsiliasi 2024
- Jika Pilpres Digelar Sekarang, Responden Lebih Pilih Airlangga Ketimbang Prabowo
"Udah dibicarakan belum sama DPR? Jangan-jangan ini kaya Esemka, cuma khayalan," ujar Ketua DPP Partai Gerindra, Desmond Junaidi Mahesa di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (29/8).
Sebagai kepala negara, lanjut wakil ketua Komisi II DPR ini, Jokowi tidak seharusnya memaksa publik ikut dengan cara berpikirnya.
Tetapi, kebijakan yang akan dia umumkan seharusnya sudah dikaji dan dibahas bersama parlemen.
"Zaman Soeharto saja tidak seperti ini gitu lho. Ada apa dengan Jokowi? Jangan-jangan Esemka, Esemka saja khayalan. Yang jadi soal hari ini, saya sebagai orang Kalimantan seneng gitu lho (ada rencana pindah ibukota), tiba-tiba ketipu. Nah ini jadi soal," jelasnya.
Untuk itu, kata Desmond, terkait dengan rencana pemindahan ibukota, Jokowi harus lebih banyak belajar lagi dari para pendahulunya. Jangan menebar angin kepada rakyat sendiri.
"Kami tidak mengkritik dalam konteks ibukota baru. Tapi kami mengkritik kalau ini khayalan yang tidak konkret," tukasnya.[aji
- KPU Akan Verifikasi Lapangan Ribuan Data Pemilih Yang Disoal Bawaslu
- Jelang Final SEA Games, Indra Sjafri Minta Seluruh Pemain Berikan yang Terbaik
- Politisi PKB Faisol Riza Peringati Satu Abad NU Bareng Warga Nahdliyyin Probolinggo
ikuti update rmoljatim di google news