Jelang Valentine, Walikota Imbau Alat Kontrasepsi Tak Dipajang Bebas

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, mengimbau kepada para pedagang ritel agar
tidak memajang produk alat kontrasepsi atau alat bantu seksual di etalase toko. Ini, untuk
mencegah penyalahguaan alat bantu tersebut terjual bebas kepada anak - anak dibawah umur
yang mampu merusak moral dan masa depan generasi penerus bangsa.


Guna mencegah penyalahgunaan, Ning Ita, sapaan akrab wali kota Mojokerto, meminta kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP),
agar memberikan himbauan kepada seluruh pedagang ritel untuk membatasi penjualan.
Penjualan produk alat bantu kontrasepsi hanya dikhususkan bagi orang dewasa atau yang sudah
menikah.

"Saya prihatin sekali melihat peletakan alat bantu seksual yang bisa dijangkau oleh
anak - anak dibawah umur. Terlebih, mereka bisa membelinya dengan bebas. Untuk itu, kami
ingin membatasi peredarannya. Jika mereka coba - coba membeli maka harus menunjukkan
kartu identitas," jelasnya.

Disperindag bersama Satpol PP, Rabu melakukan himbauan kepada seluruh toko modern untuk
membatasi penjualan alat bantu seksual bagi anak dibawah umur. Terlebih, menjelang peringatan
Hari Valentine. Selain itu, Ning Ita mengimbauan khusus kepada seluruh kaum muda untuk
menghindari sifat hura - hura, pergaulan bebas, termasuk aktifitas yang dapat merusak moral.

"Untuk anak - anaku semua, khususnya para remaja di Kota Mojokerto, Valentine itu bukan
budaya kita, bukan budaya timur. Ayo hindari sifat hura - hura, jangan terperosok dalam
pergaulan bebas, jangan merusak moral yang sudah tertanam baik dalam diri kalian. Manfaatkan
momen tersebut dengan hal - hal positif, berbagi dengan sesama atau kumpul dengan keluarga.
Jangan merusak masa depan dengan kegiatan yang tidak berguna," imbaunya.