Hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyebut Coronavirus Disease (Covid-19) lemah terhadap iklim panas Indonesia. Disamping itu, virus asal kota Wuhan, China itu juga belum ada terbukti mati dengan cuaca panas Indonesia.
- “Kursi Ajaib” Ini Diklaim Bisa Kencangkan Otot Organ Intim Wanita
- Siti Fadilah Supari: Vaksinasi Bukan Menyelamatkan Perseorangan Tapi Ciptakan Herd Immunity
- Miliki 32 Mutasi Berbahaya, WHO Tetapkan Varian Omicron Sebagai Variant of Concern
“Sehingga kita juga tidak bisa mengatakan bahwa di Indonesia ini virusnya akan cepat mati atau cepat hilang karena cuaca tidak mendukung. Kan kita tidak bisa mengatakan seperti itu, karena dasar referensi belum ada," kata Waketum IDI Adib Khumaidi seperti dikutip dari Kantor Berita RMOL, Jumat (3/4).
Adib menjelaskan, bahwa virus itu tidak mati melainkan hanya melemah. Dalam arti, Adib menjelaskan, pelemahan virus itu terlihat ketika tidak ada dampak atau gejala klinis terhadap orang. Pada prinsipnya, jelas Adib, sifat Coronavirus Disease (Covid-19) merupakan Self Limiting Desease.
“Jadi tergantung daya tahan tubuh kita kalaupun ada obat-obatan anti virus memang banyak, tapi khusus untuk Covid-19 memang belum ditemukan termasuk vaksinnya belum ditemukan virusnya juga baru,” pungkas Adib.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Covid-19 tak cocok hidup di cuaca Indonesia. Luhut menyebut Corona tak kuat hidup di cuaca panas.
"Dari hasil modelling kita yang ada, cuaca Indonesia, ekuator ini yang panas dan juga humidity tinggi itu untuk COVID-19 ini nggak kuat," ujar Luhut saat melakukan rapat koordinasi yang disiarkan lewat akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (2/4).
- Hari ini Pasien Sembuh Covid-19 Lebih Tinggi, Capai 681.024 Orang
- DPW PKS Jatim Gelar Vaksinasi 1000 Dosis, Warga: Terima Kasih PKS, Tertib dan Cepat
- Polisi Probolinggo Periksa 12 Orang Terduga Penjemput Paksa Jenazah Positif Covid-19