Kabar Baik, Satu Pasien Covid-19 Di Ngawi Sembuh

Satu-satunya pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Ngawi dinyatakan sembuh. Pasien yang sebelumnya tercatat sebagai PDP nomor 15 asal Desa Banyubiru, Kecamatan Widodaren tersebut diperbolehkan pulang setelah menjalani masa perawatan sekitar 24 hari sejak 8 April 2020 di RS Moewardi Solo.


Kabar baik itu langsung disampaikan Budi Sulistyono (Kanang) Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Ngawi melalui press release dihadapan wartawan, Senin, (4/5). Disebutkan pasien berkelamin pria berumur 48 tahun itu harus menjalani isolasi selama 7 hari dirumah meskipun dinyatakan sembuh secara medis.

“Saat ini pasien positif virus corona ini sudah sembuh namun masih dalam pengawasan medis. Dimana yang bersangkutan tetap menjalani isolasi sesuai protokol kesehatan selama tujuh hari,” terang Kanang.

Kanang yang juga Bupati Ngawi mengatakan, pasien yang dinyatakan sembuh ini setelah melalui pemeriksaan medis secara ketat khususnya uji swab sebanyak 4 kali. Untuk uji swab pertama hingga keempat dimulai 10, 22,25, dan 28 April 2020. Namun hasil swab pertama dan kedua dinyatakan positif kemudian seiring dengan kesehatanya terus membaik maka dilakukan swab ketiga dan keempat hasilnya berubah drastis dan dinyatakan negative.

Hanya saja yang menjadi perhatian serius untuk sekarang ini beber Kanang menyangkut nasib klaster Temboro. Dimana hasil swab terhadap 11 orang sampai saat ini belum keluar dan masih menunggu dari Unair Surabaya. Konsentrasi penuh terhadap klaster Temboro memang bukan tanpa alasan.

“Klaster Temboro dibandingkan dengan lainya ini sangat jauh beda sekali ya. Dimana hasil rapid test yang reaktif dari klaster Temboro ini semuanya sehat tidak ada gejala sakit sama sekali dan secara otomatis masuk kategori OTG ini berbahaya maka langsung dilakukan isolasi mandiri secara ketat. Beda dengan pasien asal Desa Banyubiru itu yang langsung jatuh sakit,” ungkapnya.

Dijelaskan Kanang, semua klaster Temboro yang terdiri dari 224 santri sudah dilakukan rapid test pertama. Hasil rapid test dari jumlah itu dinyatakan reaktif hanya satu santri dan langsung ditindaklanjuti dengan swab. Sedangkan yang non reaktif untuk memastikan lagi akan dilakukan rapid test yang kedua kalinya.