Pihak paramedis dari Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 terus memantau kesehatan klaster Temboro yang ada di Ngawi baik santri maupun ustad, demikian juga warga yang pernah berinteraksi.
- Tahun Ajaran Baru Dimulai, Bus Sekolah Kota Kediri Kembali Beroperasi
- Di Pengukuhan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jatim, Gubernur Khofifah Optimis Jadi Referensi Anak Muda Bangsa Untuk Menjaga NKRI
- Pastikan ASN Tak Bolos Pasca Lebaran, Wabup Malang Sidak Sejumlah OPD
Seperti di wilayah UPT Puskesmas Teguhan masuk Kecamatan Paron, petugas medis melakukan rapid test kedua terhadap 22 orang.
Hasil rapid test kedua ini semuanya dinyatakan non reaktif termasuk terhadap 3 orang warga Desa Babadan yang sebelumnya dinyatakan reaktif pada rapid test pertama.
Menurut salah satu narasumber, rapid test juga dilakukan terhadap keluarga dari klaster Temboro yang hasilnya reaktif ketika pertama dilakukan rapid test. Termasuk suami dari pembantu dan anaknya serta bapak dari santri Temboro tersebut.
"Semuanya non reaktif, hasil rapid test kedua ini termasuk tiga orang yang reaktif pada waktu dilakukan pemeriksaan pertama," terang narasumber, Senin (4/5).
Namun untuk warga dan santri yang hasilnya reaktif pada rapid test pertama tetap dan harus menunggu hasil swab yang sudah dikirim ke Unair Surabaya.
Jelasnya lagi, ditekankan bahwa rapid test hanya untuk mengetahui ada tidaknya virus di dalam tubuh. Sedangkan hasil swab nanti memberikan satu kepastian bahwa yang bersangkutan terpapar Covid-19 atau sebaliknya negatif.
"Rapid test bukan ukuran untuk mengatakan terkena virus corona atau tidak. Meski begitu mereka tetap melakukan isolasi mandiri secara ketat mengingat klaster Temboro ini harus dicermati betul," ujarnya.
Sementara informasi dari Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Ngawi Budi Sulistyono (Kanang) membenarkan ada satu pasien yang terpapar virus corona dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan di RS Moewardi Solo. Sehingga dengan kesembuhan satu-satunya pasien Covid-19 asal Ngawi itu memberikan harapan besar bagi medis untuk merawat pasien lainya.
"Perlu dicermati adalah dari klaster Temboro itu menjadi konsentrasi kita. Karena mereka yang reaktif hasil rapid test pertama semuanya sehat," ungkap Kanang.
- Renovasi Arena Olahraga Porprov di Jember Sangat Mengkhawatirkan
- Klaster Hajatan di Banyuwangi Bertambah, Tim Tracing Ikut Terpapar
- Gereja Mawar Sharon Bagikan Ribuan Paket Sembako, Wali Kota Eri: Surabaya Kota Toleransi