Pnerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tiga daerah yakni
Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo berdampak sepinya penumpang dan armada bus di Terminal
Kertajaya, Kota Mojokerto. Sebab, sejumlah PO bus tidak boleh memasuki kawasan yang
menerapkan PSBB. Sehingga suasana di terminal Kertajaya Kota Mojokerto terlihat sepi sekali.
- Hari Pertama Masuk Kerja, Bupati Ipuk Pastikan Layanan Publik Berjalan Optimal Pasca Libur Lebaran
- Akan Tanding Ke Vietnam, Mas Dhito Beri Hadiah Sepatu Bola Bagi 12 Siswa SSB
- Pulang ke Jember Bawa 2 Medali Emas di PON XX Papua, Febriana Dwi Puji Kusuma Disambut Bupati Hendy
Bus antar Kota yang biasanya datang silih berganti memuat penumpang, kini sudah tak terlihat
sama sekali.Seperti bus Mira, Sumber Selamat, Eka dan beberapa bus lainnya yang biasanya beroperasi dengan tujuan Surabaya-Yogya,Surabaya-Bandung dan Tulungagung, tidak terlihat sama sekali. Yang ada hanya bus Mini Pasuruan-Mojokerto, itu juga sudah berkurang banyak, hanya terlihat 1-2 bus saja.
”Mulai beberapa hari terakhir semuanya sudah tidak beroperasi, sejak ada penerpana
PSBB di 3 daerah itu,” kata Yoyok Kristyowahono, Kepala UPT DLLAJ Mojokerto, Selasa, (5/5)
Dikatakan Yoyok, sejak Selasa (28/4/2020) Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) untuk
sementara waktu resmi tidak beroperasi hingga 14 hari kedepan atau sampai waktu penerapan
PSBB di Surabaya telah berakhir, pada hari Sabtu (11/5). Waktu yang cukup panjang itu bisa
saja akan diperpanjang, jika angka masyarakat yang terpapar Covid-19 masih menunjukkan
grafik tinggi.
”Untuk kepastiannya kami belum mengetahui. Kemungkinan kalau sudah ada angka penurunan
orang yang tertular virus corona secara signifikan, baru akan beroperasi kembali,” katanya.
Dikatakan, selain berdampak pada tidak adanya bus AKAP yang melintas di terminal Kertajaya
yang mencapai ratusan bus AKAP, bus mini yang biasa beroperasi Mojokerto-Pasuruan (PP)
juga terdampak. Bahkan, puluhan bus mini yang biasanya berjajar di terminal, kini banyak yang
tidak beroperasi karena penumpang juga menurun drastis. Secara otomatis para Supir mengalami kerugian karena busnya sepi penumpang.
”Sebagian besar sudah tidak beroprasi karena rugi tidak ada penumpang,” tegasnya.
Menurutnya, dari 70 bus mini yang biasa beroperasi, hanya 3 sampai 6 bus mini saja yang beroperasi. Itu pun penumpangnya sangat minim sekali.
”Yang pasti 64 bus mini sudah tidak beroperasi karena sepi penumpang,” jelasnya.
- Gelar Patroli Gabungan Setiap Malam, Kelompok Remaja Bersajam Sudah Tak Bermunculan
- Laporkan Kasus Pungli ke Kejari Tanjung Perak, Kadispendukcapil Surabaya Serahkan 3 Bendel Dokumen BAP
- Lolos Audisi Duta Karang Taruna Surabaya, 31 Peserta ke Tahap Grand Final