Terminal Purboyo Madiun Sudah Mulai Operasional Kembali

Terminal Purboyo Madiun sudah dibuka kembali. Dasar dibukanya kembali terminal Purboyo Madiun  dari keputusan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa yang tidak memperpanjang masa PSBB di Surabaya Raya (Surabaya, Gresik, Sidoarjo). 


Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Terminal Purboyo Madiun, Komisaris Suyatno. Dirinya menambahkan bahwa angkutan antar propinsi sudah buka mulai kemarin Senin (8/6). Dikarenakan masyarakat masih trauma akan pandemi dan juga armada yang belum jalan sehingga terminal masih tampak lenggang belum ramai seperti sediakala.

"Jadi kemarin PSBB yang di Jakarta dibuka setelah itu di Surabaya kan, jadi angkutan tetap ada dua yakni angkutan antar propinsi dan dalam propinsi. Sebenarnya angkutan antar propinsi sudah buka mulai kemarin cuman karena masyarakat masih trauma pandemi ini serta armada-armada yang belum jalan jadi masih sepi. Tinggal hari ini tadi baru ada armada. Terus tadi yang antar propinsi baru tiga jurusan Surabaya Purwokerto yang transit di terminal Madiun," jelasnya, selasa (9/6).

Komisaris Suyatno menambahkan untuk jadwal operasional bus masih menyesuaikan. Alasannya tidak semua armada bus siap dikarenakan adanya prosedur yang harus dilakukan di masa pandemi covid-19 menuju new normal. Pun terminal Purboyo Madiun menjadi chek point gugus tugas percepatan penanganan covid-19 sehingga penumpang yang bepergian dengan mengunakan transportasi armada Bus wajib diperiksa kesehatan dan kelengkapannya sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

"Walaupun sudah dibuka, tapi jadwalnya masih menyesuaikan karena tidak semua bus armada siap untuk operasional kembali. Karena untuk beroperasional bus tersebut harus ada prosedur yang harus dipenuhi di masa pandemi ini. Jadi walaupun sudah dibuka masih banyak bus yang belum operasional," pungkasnya.

Sementara itu Pamuji (52) petugas kontrol dari perusahaan otobus (PO) EKA/MIRA mengatakan bahwa ada beberapa perubahan  bus yang operasional di masa pandemi covid-19 diantaranya semua crew bus yang beroperasional wajib menggunakan alat pelindung diri, seperti masker dan mask field face. Untuk jumlah penumpang pun dibatasi harus  50 persen dari kapasitas tempat duduk.

Sedangkan untuk tarif, kata Pamuji ada perubahan. Tarif bus patas dari Surabaya ke Madiun yang biasanya Rp. 50.000 kini menjadi Rp. 75.000. Namun untuk ekonomi tarif masih seperti semula.

"Jumlah penumpang sekarang dibatasi cuman 50 persen pak, terus yang crew semua pakai masker. Untuk tarif ini patas itu ada kenaikan sedikit, kalau biasanya dari Surabaya ke Madiun limapuluh ribu rupiah sekarang naik sedikit jadi tujuh puluh lima rupiah. Kalau Ekonomi masih sepery semula dua puluh enam ribu. Untuk penumpang tadi menaikkan penumpang dijalan juga boleh gak papa," pungkas Pamuji.

Sekedar diketahui, untuk calon penumpang bus diterminal Madiun dengan jurusan antar kota dalam propinsi masih diberi kelonggaran artinya tidak harus membawa surat kesehatan maupun surat ijin cukup memakai masker dan identitas pengenal. Sebaliknya untuk penumpang antar propinsi tetap dilakukan SOP Covid-19.