Perjuangan Petani Sumut Berjalan Kaki Ke Jakarta Diwarnai Ancaman Maupun Dukungan

Aris Wiyono saat menjadi narasumber di acara Tanya Jawab Cak Ulung/Repro
Aris Wiyono saat menjadi narasumber di acara Tanya Jawab Cak Ulung/Repro

Puluhan tahun mengalami jalan buntu, ratusan petani asal Sumatera Utara nekad berjalan kaki hingga ke Istana Negara di Jakarta. Tujuannya adalah menemui Presiden Joko Widodo untuk meminta sengketa agraria dengan PTPN II sejak tahun 1951 dapat dituntaskan.


Dalam diskusi "Tanya Jawab Cak Ulung" bertema "Dari Simalingkar ke Gerbang Istana" yang digelar Kantor Berita Politik RMOL, Ketua Dewan Pembina Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB), Aris Wiyono bercerita perjuangan panjang  mengenai perjalanan yang dilaluinya hingga berjalan sepanjang 1.182 km yang ditempuh selama 40 hari.

"ini lantaran berbagai upaya yang telah dilakukan mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi berujung hasil nihil," cerita Aris Wiyono.

Dalam perjalanannya, lanjut Aris, tak sedikit ada ancaman dari pihak yang tidak dikenal. Meski demikian, ancaman-ancaman tersebut tidak lantas membuat surut perjuangan para petani Simalingkar dan Sri Mencirim dalam mencari keadilan.

"Disisi lain, kami juga ada dukungan dari masyarakat dan organisasi masyarakat sipil hingga kami sampai di Jakarta," ujar Aris.

Diketahui, Sebelum ke Istana Negara, ratusan petani ini juga mencari keadilan dengan melakukan audiensi ke Kementerian BUMN hingga Kementerian ATR/BPN.

Upaya penyelesaian konflik agraria sejak puluhan tahun lalu diperjuangkan sejak 1951 ini tidak pernah membuahkan hasil, mulai tingkat kabupaten hingga provinsi.

Hari ini mereka kembali berharap kepada Kepala Negara agar konflik antara petani dua desa dengan PTPN II ini terjadi di atas tanah seluas 1.704 hektare dengan rincian 854 hektare terjadi di Desa Simalingkar dan 850 hektare di Desa Sei Mencirim.