Pemkab Bondowoso Rancang Perda Cegah Perkawinan Anak

Workshop pencegahan perkawinan anak di Bondowoso/RMOLJatim
Workshop pencegahan perkawinan anak di Bondowoso/RMOLJatim

Upaya Pemerintah Kabupaten Bondowoso dalam menekan angka perkawinan anak terus dilakukan. Diantaranya dengan menggelar workshop bersama sejumlah organisasi, Rabu, 7 Mei 2025).


Kegiatan tersebut, merupakan langkah untuk merumuskan langkah-langkah dan menyatukan berbagai pandangan yang nantinya akan menjadi peraturan daerah (daerah) dalam pencegahan perkawinan anak di Bondowoso.

"Dari sisi regulasi sudah lengkap, tinggal keterpaduan komponen dan stakeholder, karena kita tak bisa merumuskan sendirian," ujar Bupati Bondowoso, Abd Hamid Wahid dikutip RMOLJatim.

Selain itu pihaknya juga siap melanjutkan nantinya dalam bentuk program, namun belum bisa dijabarkan saat ini karena pembetukan yang lebih kompleks akan dilihat langsung dari masyarakat itu sendiri.

"Pada intinya pemerintah siap memfasilitasi, tidak bisa kami sebutkan karena kristalisasi yang menentukan," terangnya.

Masih tergolong tingginya angka perkawinan anak di Bondowoso, mengharuskan pemerintah daerah untuk mencanangkan beragam kegiatan serupa yang dimulai dari tingkat regulasi.

"Pada dasarnya regulasi hanya aturan atau hukum, pada akhirnya hal tersebut bisa menjadi budaya," tegasnya.

Di tempat yang sama, Anisatul Hamidah kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Bondowoso, menyebut, angka perkawinan anak saat ini mengalami penurunan cukup signifikan.

"Berkat kolaborasi yang sudah berjalan 3 tahun terakhir ini, angka perkawinan anak ataupun dispensasi kawin di Bondowoso menurun drastis 48 persen," ulasnya.

Komunitas Tanoker, yayasan sehat gemilang Indonesia (YSGI), hingga pengadilan agama Bondowoso disebutnya menjadi beberapa elemen yang mempelopori upaya penurunan tersebut hingga hasil yang cukup signifikan seperti saat ini.

"Saat ini kita sudah tidak terbawah lagi, sudah naik ke posisi 17 se Jawa Timur," ungkapnya.

Meskipun tidak memasang target besar dalam hal tersebut, namun pihaknya tetap berupaya agar angka perkawinan anak di kabupaten Bondowoso terus mengalami penurunan.

"Tidak pasang target tertentu, tetapi edukasi ke masyarakat terus jalan mulai dari hulu ke hilir dengan program sekolah orang tua hebat, sekolah perempuan dan sekolah siaga kependudukan untuk anak-anak," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news