Putus Mata Rantai Penularan, Karantina Massal Di Ponpes Mulai Dijalankan

Peninjauan dapur umum/dok hms
Peninjauan dapur umum/dok hms

Sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19 di klaster salah satu pesantren, seluruh aktivitas pondok  tersebut dihentikan dan dilakukan karantina massal. Akses jalan menuju pondok pesantren ditutup dan tidak boleh ada yang keluar-masuk.  


"Selama karantina di lingkungan pondok, tidak boleh ada yang keluar masuk kecuali petugas kesehatan dan logistik," kata Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0825 Banyuwangi, Letkol (Inf) Yuli Eko Purwanto, saat meninjau pelaksanaan dapur umum bareng Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Minggu (30/8).

Selama karantina dijaga ketat oleh 1 SSK tim gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP Pemkab Banyuwangi. Eko mengatakan untuk kebutuhan pondok pesantren, disediakan dapur umum.

"Untuk kebutuhan makan santri ada dapur umum. Bahan makanannya dari Pemkab Banyuwangi, dan dimasak oleh petugas dari Tagana, dan BPBD Banyuwangi," kata Letkol Eko.

Dapur umum ini didirikan oleh BPBD Banyuwangi dan didukung oleh Dinas Sosial kabupaten. Setiap harinya, dapur umum ini memasak 18 ribu kotak makanan yang didistribusikan untuk penghuni pondok pesantren. Selain Tagana, warga setempat juga dilibatkan untuk membantu menyiapkan makanan.

Dandim menambahkan, untuk menu dan penyajian makanan telah sesuai standart operasional procedure (SOP) kesehatan yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan.

Selain makanan, Pemkab Banyuwangi juga menyediakan kebutuhan lainnya untuk para santri.

"Dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk menyelesaikan masalah ini," tambah dia.

Kasubdit Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, dr. Benget Saragih, mengatakan selama karantina seluruh aktvitas pondok dihentikan sementara.

"Seluruh aktivitas berhenti. Salat berjemaah untuk sementara tidak boleh. Seluruh penghuni harus berada di dalam kamar," kata Benget.

Benget mengatakan penghuni pondok selama ini kooperatif.

"Selama kita di sini, para santri nurut arahan kami," kata Benget.

Benget menjelaskan selama proses karantina, penghuni harus tetap berada di dalam kamar. Mereka dipisah-pisah dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Seperti harus selalu pakai masker, jaga jarak, dan menjaga kebersihan.

Hari ini juga dilakukan pemeriksaan ulang terhadap seluruh santri. Hasilnya digunakan untuk pemilahan sesuai status kesehatan masing-masing.

"Akan ada klastering santri untuk pemilahan. Ini semua untuk memutus mata rantai penyebaran virus," tambah Benget.

Sementara itu, per hari ini, kasus konfirmasi covida19 di Banyuwangi bertambah 84, sehingga total kasus positif menjadi 771 kasus.