Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara serentak menggelar operasi konten pornografi (OKP) di seluruh wilayah di Kota Pahlawan.
- Jelang Natal, Pemkot Surabaya Hiasi Balai Kota dan Beberapa Kawasan Dengan Ornamen Tematik
- Pemkot Surabaya Kembali Gulirkan Program Hapus Denda PBB Sampai Akhir Tahun
- Pemkot Surabaya Raih Peringkat Pertama Kota Terinovatif di Ajang Innovative Government Award 2024
Operasi yang sudah digelar mulai Rabu (2/9) hingga Sabtu (5/9) menyasar anak-anak yang nongkrong di warung kopi, kafe, restoran, taman-taman hingga fasilitas publik lainnya.
Razia atau pengecekan handpohe para pelajar SD, SMP dan anak-anak yang nongkrong di luar rumah.
Operasi ini melibatkan berbagai instansi, mulai dari jajaran kepolisian Polrestabes Surabaya, Polres Tanjung Perak, Diskominfo, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A), Dinas Sosial, BPB Linmas dan Satpol PP Surabaya.
Ketika dalam razia itu ditemukan ada anak yang menyimpan konten pornografi, maka jajaran DP5A bersama psikolognya langsung melakukan outreach.
Bahkan, jika saat itu anak tersebut tidak bersama orang tuanya, maka orang tuanya itu langsung dipanggil.
“Jadi, nanti ditelusuri latar belakangnya hingga tertarik menyimpan konten tersebut, sehingga nantinya akan diketahui bagaimana proses treatmentnya. Bahkan, orang tuanya kami minta untuk mengawasi anaknya itu supaya tidak berbuat seperti itu lagi,” kata Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto dikutip Kantor Berita RMOLJatim di kantornya, Jumat (4/9).
Menurut Eddy, OKP ini untuk menyikapi adanya kekerasan seksual anak, baik anak-anak itu sebagai objek maupun anak-anak sebagai subjek atau pelaku.
Harapannya, pemkot dapat meminimalisir kekerasan seksual anak itu dan bisa mengembalikan marwah anak.
“Kami ingin mengembalikan marwah anak sebagai seorang anak yang ceria, anak yang bahagia, dan anak pelajar yang menuntut ilmu,” kata dia.
Di samping itu, Eddy menjelaskan bahwa dengan adanya belajar daring menggunakan handphone itu, memang harus dipikirkan pula cara untuk mengendalikannya.
Terutama cara mencegahnya supaya anak-anak itu tidak membuka konten-konten terlarang seperti konten pornografi.
“Jadi jangan sampai disalahgunakan oleh mereka. Makanya kita harus melakukan pengawasan bersama-sama,” tegasnya.
Eddy menambahkan, selama menggelar operasi, sudah ada beberapa anak-anak yang terjaring.
Mereka yang tidak bersama orang tuanya langsung diamankan ke Markas Satpol PP Surabaya dan orang tuanya dipanggil.
“Sementara ini sudah ada 18 anak yang kami amankan selama operasi berlangsung mulai hari Rabu. Jadi, pada hari Rabu yang pertama itu kami mengamankan 10 anak, kemudian hari Kamis atau hari kedua kami mengamankan 8 anak. Hari ini kami akan lanjutkan operasi tersebut,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jelang Natal, Pemkot Surabaya Hiasi Balai Kota dan Beberapa Kawasan Dengan Ornamen Tematik
- Pemkot Surabaya Kembali Gulirkan Program Hapus Denda PBB Sampai Akhir Tahun
- Pemkot Surabaya Raih Peringkat Pertama Kota Terinovatif di Ajang Innovative Government Award 2024