Pernyataan Jokowi Soal Covid-19 yang Tidak Sesuai Fakta Akan Berbuntut Ditinggalkan Dunia Internasional

Presiden Jokowi/Net
Presiden Jokowi/Net

Saat ini jumlah positif virus corona di Indonesia menembus angka 200 ribu kasus.


Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus) Gde Siriana Yusuf, fakta ini menggambarkan dua hal. 

Pertama, Presiden Joko Widodo tidak mampu memahami situasi pandemi, sehingga kebijakannya melawan pandemi tidak efektif. 

“Buntutnya membuat pernyataan-pernyataan yang tidak mencerminkan fakta sebenarnya,” tegasnya dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (9/9). 

Kedua, Jokowi dapat dikatakan membohongi masyarakat atas parahnya pandemi. Hal ini berkaitan dengan pernyataan mantan walikota Solo itu yang menyebut penanganan dan pengendalian Covid-19 di Indonesia masih terkendali. 

Meskipun kebohongan yang dilakukan bisa saja bertujuan untuk menenangkan masyarakat. Tapi membohongi masyarakat atas fakta sebenarnya dapat menimbulkan respon masyarakat yang tidak semestinya. 

Termasuk dapat salah diterjemahkan di level bawah dalam menyusun kebijakan yang semestinya. 

“Risiko di dunia internasional ini bisa disebut rezim pembohong dan akan ditinggalkan internasional terkait pandemi,” tutupnya.