Deklarasi Gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di beberapa daerah mendapat respon dari berbagai organisasi dan elemen masyarakat, termasuk dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Pasuruan.
- Gerindra Desak Pemkab Probolinggo Segera Tentukan Tahapan Pilkades
- Pemprov Jatim Raih Terbaik Pertama Media Center Provinsi Kategori Berita Tahun 2022
- Raih Penghargaan Adipura Kencana 2022, Satgas Kebersihan hingga Warga Surabaya Ungkapkan Rasa Bangga!
"Dalam perspektif kemerdekaan berserikat dan berkumpul, sebuah organisasi dan perkumpulan tidak dilarang selama tidak ada indikasi ingin merubah pancasila atau yang berpotensi melakukan makar." kata Muhammad Asy'ari yang merupakan ketua GMBI Pasuruan Raya, (11l/9)
"KAMI ini merupakan gerakan manuver yang menginginkan pergantian kekuasaan," lanjutnya.
Muhammad Asy'ari menjelaskan, yang tidak disepakati dari gerakan KAMI ini, karena KAMI merupakan gerakan politik yang berbungkus dan mengklaim gerakan moral. Jika dilihat beberapa tokoh deklaratornya seperti Din Syamsudin, Gatot Nurmantyo. Adanya nama tersebut, lanjutnya, bisa dilihat itu merupakan gerakan bias terhadap pasukan sakit hati pasca Pilpres.
Gerakan tersebut seolah-olah memiliki arti menyelamatkan Indonesia dengan cara menyampaikan pemerintahan saat ini gagal hingga perlu diselamatkan.
"Selain itu orientasi gerakan dari KAMI juga berpotensi menimbulkan perpecahan di masyarakat." imbuhnya.
Sebagai organisasi dengan motto SETIA BELA PANCASILA, GMBI memiliki kewajiban menjaga keutuhan serta keberlangsungan kehidupan berbangsa bernegara.
"Maka tidak ada alasan lain KAMI harus segera dibubarkan, apalagi KAMI ini tidak memiliki administrasi secara badan hukum," tutupnya.
- KAMI: Selamatkan Indonesia!
- Gatot Nurmantyo Kritik Putusan MK Soal Perpanjangan Masa Jabatan Pimpinan KPK
- Alasan KAMI Belum Dukung Bacapres, Gatot Nurmantyo: Masa Depan Kita Sedang Dirampok