Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif, Ini Langkah DLH, SBI dan Unilever

foto/rmoljatim
foto/rmoljatim

Dalam upaya mengurangi timbunan sampah, digelar penandatanganan perjanjian kerja sama antara DLH Provinsi DKI Jakarta, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) dan PT Unilever Indonesia Tbk tentang pengelolaan dan pemanfaatan sampah domestik TPST Bantargebang menjadi bahan bakar alternatif berupa RDF (Refused Derived Fuel).


“Metode pemanfaatan ini merupakan pengembangan inovasi perusahaan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dengan memanfaatkan energi alternatif dari berbagai lini. Selain itu kami juga ingin memberikan solusi jangka panjang dalam mengatasi persoalan sampah domestik yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” ungkap Direktur Manufaktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, Lilik Unggul Raharjo, melalui keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (1/10).

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Ir. Andono Warih, M.Sc, memandang bahwa penandatanganan perjanjian kerja sama ini memperlihatkan keseriusan pihak produsen yang telah mengambil langkah proaktif dan upaya konkret untuk mendukung pengelolaan sampah.

“Dalam menangani permasalahan sampah, kolaborasi dan pembagian peran menjadi sangat penting. Pihak produsen memiliki peran yang besar untuk ikut mengatasi persoalan sampah plastik bersama pemerintah dan masyarakat, layaknya Unilever Indonesia dan SBI sebagai mitra kami dalam proyek ini. Semoga kerja sama ini mampu menstimulasi kolaborasi serupa di masa mendatang,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Director of Supply Chain PT Unilever Indonesia Tbk menjelaskan, Rizki Raksanugraha, menjelaskan, permasalahan sampah terutama sampah plastik merupakan isu pelik yang membutuhkan perhatian dan kerja sama lintas sektor, termasuk kami sebagai pihak swasta. 

“Unilever percaya bahwa sampah plastik memiliki tempatnya di dalam ekonomi, tetapi tidak di lingkungan. Kami juga percaya bahwa sampah plastik jika dikelola dengan baik akan bisa menjadi sumber daya yang berguna. Upaya kolaborasi ini menjadi sangat penting untuk tidak hanya menciptakan lingkungan yang bersih, namun juga memberikan manfaat secara ekonomi,” demikian Rizki.