Di Ngawi, Lintas Agama Dan Ormas Tolak Anarkisme Dalam Penyampaian Aspirasi

Tokoh lintas agama, ormas serta praktisi pendidikan di Pendopo Wedya Graha Ngawi/RMOLJatim
Tokoh lintas agama, ormas serta praktisi pendidikan di Pendopo Wedya Graha Ngawi/RMOLJatim

Di Ngawi, beberapa tokoh dari lintas agama, ormas demikian juga perwakilan kepala sekolah serta praktisi pendidikan mengelar temu bersama di Pendopo Wedya Graha Ngawi, Jumat, (16/10). Mereka melakukan pernyataan bersama mengecam tindakan anarkisme yang dilakukan pihak manapun dalam menyampaikan setiap aspirasi.


"Dalam kondisi keprihatinan dimasa pandemi Covid-19 seperti saat ini perlu dibutuhkan pemikiran yang positif. Suka dan tidak suka atas kebijakan baik dari pemerintah maupun lainya adalah dinamika di suatu bangsa yang berdemokrasi," terang KH Samsyudin Mustakim Ketua Takmir Masjid Baiturahman Ngawi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Menurutnya, setiap warga masyarakat dilindungi hak-haknya terutama dalam memperoleh perlindungan hukum. Namun harus dibarengi dengan kewajiban yang tidak lain adalah merawat keutuhan bangsa yang berbhineka dibawah NKRI.

Dalam hal penyampaian gagasan serta pendapat jangan sampai meninggalkan adab dan kesantunan sebagai bangsa timur. Lebih baik dilakukan dengan duduk bersama dalam mencapai kemufakatan. KH Syamsudin meminta semua elemen masyarakat Ngawi harus hadir dalam menjaga keutuhan bangsa.

Hal senada disampaikan Sugeng Hariyono Ketua PSHT Cabang Ngawi. Ia mengungkapkan, aksi unjuk rasa dengan turun ke jalan sebetulnya sangat bisa dihindari dengan mengedepankan toleransi dan menghormati hak serta pendapat pihak lain. Upaya dialog lebih bermanfaat dari pada disampaikan di jalanan.

"Kalau turun ke jalan sebenarnya sah-sah saja akan tetapi sangat beresiko dari tindakan negatif. Seperti di susupi oknum lain yang tidak bertanggungjawab serta mengganggu kepentingan umum," ucap Sugeng Hariyono.

Kemudian dalam poin pernyataan sikap bersama tersebut menolak kekerasan, anarkisme dan intoleransi antar umat beragama dan perbuatan yang memicu gesekan SARA. Sekali lagi tegas Sugeng Hariyono, semua pihak meredam diri hindari ego sektoral yang bermuara gesekan sosial.


ikuti update rmoljatim di google news