Bertemu dengan Lintas Agama, Siti Atiqoh Buktikan Adanya Toleransi Keberagaman dari Sosok Ganjar Pranowo

Siti Atiqoh saat di Surabaya
Siti Atiqoh saat di Surabaya

Istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti, bertemu dengan komunitas dan relawan lintas agama di Surabaya, Rabu (20/12) sore. 


DI hadapan ratusan orang tersebut, Atikoh mengatakan, bahwa sikap toleransi Ganjar Pranowo dapat dilihat melalui rekap jejak kepemimpinannya di Jawa Tengah. 

Dimana Ganjar selalu hadir, membersamai, melindungi seluruh kelompok masyarakat agar bisa beribadah secara aman, nyaman dan merdeka. 

"Terkait dengan tempat pendirian ibadah juga, InsyaAllah di Jateng kami selalu mencoba berdiskusi sehingga tidak ada yang namanya mayoritas atau minoritas, karena semua punya hak yang sama untuk beribadah," kata Atikoh. 

Meski tumbuh di keluarga yang sangat religius, Atikoh mengaku dibesarkan dengan rasa toleransi dan kebhinekaan yang ditanamkan kepadanya sejak kecil. 

"Sedari kecil, mulai SD saya memiliki teman dari berbagai ras dan agama. Kami saling mengingatkan untuk ibadah, jadi ketika kita berbeda kita saling mengingatkan," ujar dia. 

Ia menambahkan, potret keberagaman juga sangat terbingkai indah di Indonesia dan hal tersebut harus terus dijaga dan dipastikan bahwa negara ini berdiri di atas kebhinekaan dan menjamin kemerdekaan tiap umat beragama untuk beribadah. 

"Ketika natal, teman banser yang mengamankan. Ini indahnya keberagaman. Ketika lebaran, teman-teman dari agama lain juga mensupport kami," tegas dia. 

Hal ini sejalan dengan sejarah di Indonesia, dimana para pendiri bangsa sudah sepakat pada 28 Oktober 1928 melalui Sumpah Pemuda yang menegaskan bahwa Indonesia didirikan bukan hanya untuk sekelompok ras, agama, maupun kelompok tertentu, melainkan semuanya saling bahu membahu menjunjung kebhinekaan dan toleransi. 

"Kalau sekarang ada yang mempertanyakan, ada homogenitas itu pasti orang yang mencoba membelokkan sejarah," kata dia. 

Sementara itu, Jurkam Ganjar Pranowo - Mahfud MD nasional, Eri Cahyadi mengatakan, Surabaya di bangun dengan toleransi serta keberagaman. Hal tersebut terlihat dari pemasangan ornamen tematik tiap kali perayaan hari besar keagamaan. 

Terlebih, menurutnya, Kota Pahlawan merupakan kota toleransi dengan peringkat keenam di Indonesia dan peringkat pertama di Jawa Timur. Apalagi, masyarakat yang tinggal di Kota Surabaya berasal dari berbagai suku, ras, dan agama yang hidup saling berdampingan.

"Misalnya ketika mendekati Natal, kita lihat di Surabaya penuh dengan pernak-pernik natal. Begitu juga saat perayaan hari keagamaan lainnya. Karena Surabaya ini kita bangun dengan guyub rukun dan toleransi, bukan dengan kekuasaan apalagi kesombongan," ujar Wali Kota Surabaya ini. 

Eri mengatakan, dengan memenangkan Ganjar-Mahfud tentu hal tersebut dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang penuh toleransi, nyaman, dan bahagia untuk semua umat agamanya seperti Kota Surabaya. 

"Semua bisa terwujud jika Presiden kita Ganjar Pranowo dan wakilnya Mahfud MD. Jangan sampai salah pilih pemimpin," tegas Eri. 

Acara ditutup dengan doa lintas agama yang dipimpin oleh para pemuka agama mulai dari Islam, Hindu, Budha, Kristiani, dan penghayat kepercayaan. Demi kedamaian, kesejahteraan bangsa Indonesia.