Ada Gerakan Kudeta, Demokrat Tuban: DNA Kami Kesatria dan Tak Akan Terima Sikap Pengkianat

 Didik Mukrianto/ ist
Didik Mukrianto/ ist

Adanya dugaan Gerakan Kudeta Kepemimpinan terhadap Ketua Umum Partai  Demokrat, Agus Harimurti Yodhoyono ( AHY), akan membuat  kader Demokrat seluruh Indonesia makin solit dan utuh. Hal ini dikatakan Plt ketua Umum Partai Demokrat Kabupaten Tuban, Didik Mukrianto.


"Sejak awal semua pengurus DPD dan DPC se-Indonesia tidak pernah berfikir dan tidak bergeser sedikitpun dari komitmen dan konsistensinya untuk membesarkan Partai Demokrat bersama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra sulung mantan Presiden Susilo Yudhoyono," ungkap anggota DPR RI Dapil IX (Tuban - Bojonegoro) ini kepada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (2/2)

"DNA kami ksatria, kami tidak terbiasa dan tidak akan mungkin bisa menerima sikap-sikap pengecut dan penghianat, apalagi inkonstitusional yang bisa merusak," lanjutnya. 

Menurut Didik, hasil Kongres V adalah final dan mengikat, tidak perlu ada perdebatan lagi.

"Kami ini partai dan kader yang sangat paham dan patuh dengan asas, norma, aturan, komitmen dan juga etika.

Tidak ada rumusnya bagi kami untuk mengingkari terhadap keputusan yang sudah kami buat." terang Didik.

Sebagai kader Demokrat, dirinya tidak akan pernah mundur, dan semuanya akan terus melawan dan menghadapi siapapun yang mencoba merusak partai Demokrat.

"Keadilan dan kebenaran adalah bagian perjuangan kami, kalau ada orang yang berfikiran ingin membeli dan melakukan kudeta di Demokrat, jelas pemikiran yang keliru dan sesat. Partai Politik ini adalah lembaga politik yang bertujuan menjadi sarana pendidikan politik, artikulasi politik, komunikasi politik, sosialisasi politik, agregasi politik dan rekrutmen politik." bebernya.

Di ujung percakapnya, Didik Mukrianto  menyindir jika ada pemimpin yang hanya mengejar ambisi kekuasaannya dengan cara-cara yang tidak beradab dan tidak bermartabat, serta inkonstitusional dengan melakukan hasutan, tekanan, maka akan terjadi pecah-belah.

"Mudah-mudahan cara-cara yang dipergunakan ini bukan dikarenakan Demokrat terus membangun koalisi dengan rakyat. Idealnya seluruh pemimpin bangsa terus bersama dan membantu masyarakatnya menghadapi kesulitan, bukan mengedukasi masyarakat dengan tontonan murahan yang memalukan." pungkasnya.  


ikuti update rmoljatim di google news