Cirikan Arsitektur Rumah Osing, Bupati Anas Resmikan Aula Poliwangi

Foto/Ist
Foto/Ist

Selama ini, pembangunan di Kabupaten Banyuwangi selalu memasukkan unsur budaya dan arsitektur lokal sebagai identitas kota. Tidak hanya infrastruktur penunjang pariwisata yang mencirikan kekhasan lokal, namun bangunan layanan publik juga didesain mengangkat nilai-nilai lokal.


Salah satunya adalah bangunan aula Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), yang diresmikan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kamis (4/2). Bangunan ini mengusung arsitektur rumah Osing (warga lokal stempat).  

Bupati Anas mengatakan selama ini pembangunan di Banyuwangi selalu memasukkan unsur budaya dan arsitektur lokal sebagai identitas kota. 

"Banyuwangi menjadikan arsitek dan arsitektur sebagai bagian integral pembangunan daerah karena ingin bangunan publik tak hanya fungsional, tapi juga estetis dan berkelanjutan,” ujarnya.

Gedung aula yang berada di sisi depan kawasan kampus Poliwangi ini mampu mencirikan lokalitas Banyuwangi. Fasilitas di dalam bangunan yang dikembangkan ini adalah gedung aula yang sekaligus menampung rektorat Poliwangi. 

"Di samping memenuhi kebutuhan akan fungsinya sebagai aula, kehadiran bangunan yang ikonis akan menjadi kebanggan bagi Banyuwangi, khususnya Poliwangi. Bangunan ini akan mengingatkan kembali masyarakat Banyuwangi akan kekayaan budaya dalam bentuk arsitektur," kata Anas. 

Arsitek yang mendesain adalah Andra Matin, yang juga merancang-bangun Bandara Banyuwangi yang dikenal sebagai bandara berkonsep hijau pertama di Indonesia. Arsitek mendesain aula ini merujuk pada rumah tradisional Banyuwangi. 

Meskipun didesain dua lantai, aula dibuat dengan langit-langit setinggi bangunan, sehingga bentuk segitiga atas jelas terlihat. 

Dari sisi luar, bentuk bangunan yang seperti rumah Osing dengan empat bidang atap yang khas terlihat jelas. Sebagaimana rumah tradisional Osing yang umumnya menonjolkan keaslian wujud material yang dipakai, gedung ini juga membiarkan acian, semen, beton, maupun kayu terlihat apa adanya. 

Sementara itu, Direktur Poliwangi Son Kuswadi mengatakan bahwa pihaknya mengaku bangga bahwa kampusnya mampu membuat bangunan publik yang mempresentasikan arsitektur bercirikan khas lokal. Bagi dia, ini menjadi penyemangat bagi semua bahwa arsitektur heritage juga mampu hadir menjadi bangunan yang indah nan estetik. 

"Ini juga menitipkan pesan kepada mahasiswa bahwa kita semua harus menjaga kekayaan arsitektur nusantara kita," ujar Son Kuswadi.