Kasus Video Mesum Sine Beredar, Pemkab Ngawi Lakukan Pendampingan Ke Korban

Kepala DP3AKB Ngawi, Nugrahaningrum/RMOLJatim
Kepala DP3AKB Ngawi, Nugrahaningrum/RMOLJatim

Kasus video mesum di Kecamatan Sine melibatkan satu keluarga dengan menyeret satu tersangka berinisial AGR warga Desa Tambakboyo, Kecamatan Mantingan mendapat respon dari pemerintah daerah.


Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Ngawi melakukan pendampingan untuk menuntaskan kasus tersebut. 

Kepala DP3AKB Ngawi, Nugrahaningrum kepada Kantor Berita RMOLJatim mengatakan, pasca pelaporan ke polisi atas beredarnya video mesum, pihaknya langsung melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut, dikarenakan dalam rentetannya melibatkan seorang anak dibawah umur sebagai korbannya.

"Sejak awal kasus itu menyeruak ke permukaan kita sudah action. Artinya melakukan pendalaman untuk mengambil langkah-langkah pendampingan tentunya konseling kepada korban," ujar Nugrahaningrum, Senin, (8/2).

Melalui wadah di internal dinasnya, masih kata Aning sapaan akrab Nugrahaningrum,

Program Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (UPT P2TP2A) secepatnya melakukan antisipasi.

"Kekerasan terhadap perempuan dan anak sedini mungkin harus dicegah," tegasnya.

Menyangkut kasus video seksual di Kecamatan Sine, Aning mengaku secara aktif pihaknya telah komunikasi dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Ngawi. Hanya saja, menurutnya mengatasi persoalan kekerasan perempuan dan anak tidak semudah mengembalikan telapak tangan.

"Kita butuh kesinambungan koordinasi dengan lintas sektor atau stakeholder terkait. Namun perlu dimaklumi sepanjang tahun lalu (2020-red) posisi kita berada ditengah situasi pandemi," kupasnya.

Dalam mengimplementasikan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak,  pihaknya akan menggandeng media massa sebagai wadah edukasi ke publik. 

"Mengingat pengalaman tahun-tahun sebelumnya kasus yang terjadi menurun," pungkasnya.

Dari data yang terkumpul di DP3AKB Tahun 2018 sampai dengan November 2019 menunjukkan, jumlah kekerasan yang terjadi pada anak-anak cenderung menurun. Bila pada 2018 mencapai 11 kasus, maka tahun ini terhitung sampai awal Nopember 2019 baru terjadi satu kasus, yakni kematian bayi Andini Ayu Ningtyas (5 bulan) yang meninggal dianiaya ayah kandungnya, beberapa waktu lalu.


ikuti update rmoljatim di google news