Oxford Dan Astrazeneca Segera Uji Vaksin Pada Anak Usia 6 Hingga 17 Tahun

Foto ilustrasi/Net
Foto ilustrasi/Net

Uji vaksin terhadap anak-anak akan dilakukan University of Oxford yang berkerjasama dengan Astrazeneca.


Sejauh ini uji vaksin masih berfokus dan terbukti efektif pada usia dewasa dan lansia. Sehingga pengujian terhadap anak-anak berpotensi menjadi kunci dalam mengakhiri pandemi global saat ini.

Dalam ujicobanya, Oxford berencana untuk melibatkan sebanyak 300 anak berusia 6 hingga 17 tahun.

Studi fase II akan berlangsung di Oxford dan tiga kota di Inggris - London, Southampton dan Bristol - dan menilai respons keamanan dan kekebalan pada anak-anak. 

"Penyelidik akan menguji pengambilan suntikan pada anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun terlebih dahulu sebelum pindah ke kelompok usia yang lebih muda, dengan data awal diharapkan pada musim panas," kata Andrew Pollard, pemimpin penyelidik dalam uji coba tersebut, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (14/2).

"Studi ini akan melihat dua rejimen dosis satu bulan dan tiga bulan," kata Pollard.

Sebelumnya, Oxford menyatakan dalam keterangannya pada Sabtu (13/2), vaksinasi pertama akan dilakukan bulan ini, dengan sebanyak 240 anak menerima vaksin virus corona dan sisanya mendapat suntikan meningitis, yang akan menghasilkan efek samping serupa.

Uji coba pada anak-anak dimulai dengan sungguh-sungguh pada akhir tahun lalu setelah keamanan dan kemanjuran vaksin terdepan telah ditetapkan pada orang dewasa. 

Pfizer, yang memiliki vaksin yang disetujui untuk orang berusia 16 tahun ke atas, menyelesaikan pendaftaran uji coba pada anak usia 12 hingga 15 tahun bulan lalu dengan lebih dari 2.000 anak yang diuji.  

Sementara, Moderna juga sedang menguji coba pada remaja dan Johnson & Johnson diharapkan segera memulai uji coba anak.

"Kami berencana untuk melakukan uji coba pada anak-anak dari awal untuk memastikan bahwa kami memiliki kesempatan terbesar untuk mengakses vaksin di segala usia," kata Pollard. 

“Saya sangat senang hari ini kami meluncurkan uji coba pediatrik setelah perjalanan panjang yang kami lalui," ujarnya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.

Meskipun sebagian besar anak memiliki gejala terbatas atau tidak sama sekali dari Covid- 19 dan jarang menjadi sakit parah, sedikit yang diketahui tentang seberapa banyak mereka dapat menularkan virus. 

Memvaksinasi anak muda bisa menjadi kunci untuk menghentikan penyebaran virus, membantu menjaga sekolah tetap buka dan menghentikan kerabat yang lebih tua dan orang-orang di komunitas agar tidak jatuh sakit.

Pada 4 Februari, sekitar 2,93 juta anak di AS telah dites positif terkena virus corona sejak awal pandemi, menurut American Academy of Pediatrics.