Ethologi Ceko Bermain Bola

Jaya Suprana / ist
Jaya Suprana / ist

ISTILAH ethologi bukan bikinan saya seperti kelirumologi, alasanologi, malumologi, andaikatamologi, purapuramologi, dan lain-lain logi-logi bikinan saya sendiri.

Istilah Ethologi bikinan orang lain seperti psikologi, sosiologi, filologi, teologi, geologi, kosmologi, astrologi, beserta lain-lain logi-logi bikinan orang lain.

Perilaku Satwa

Menurut Ensiklopedia Brittanica makna ethology adalah a combination of laboratory and field science, with strong ties to certain other disciplines—e.g., neuroanatomy, ecology, evolution. The ethologist is interested in the behavioral process rather than in a particular animal group and often studies one type of behaviour (e.g., aggression) in a number of unrelated animals.

Saya pribadi menggunakan ethologi secara fokus pada perilaku satwa yang kemudian saya gunakan sebagai pedoman akhlak dan etika saya sendiri yang merupakan makhluk hidup seperti satwa namun seharusnya berperilaku lebih beradab ketimbang satwa. Seharusnya.

Ceko

Akhir-akhir ini saya sedang mempelajari perilaku anjing bernama Ceko yang diselamatkan oleh Ibu Aylawati dari nasib gelandangan di kehidupan urban penuh marabahaya.

Sudah barang tentu saya takjub melihat kesetiaan Ceko terhadap Ibu Ayla yang menyelamatkan dirinya. Kesetiaan memang merupakan suatu sifat yang kurang dimiliki oleh manusia.

Terutama kaum politisi yang menganggap kesetiaan bukan saja mubazir namun malah merupakan penghambat apa yang disebut sebagai karier politik.

Kesetiaan tanpa pamrih seekor anjing secara mitologis ditandingi oleh kesetiaan tampa pamrih para tokoh pewayangan seperti Sukrasana, Kumbakarna, Bambang Ekalaya, Bisma Dewabrata, Gatotkaca, dan lain-lain tokoh suri teladan kesetiaan tanpa pamrih.

Maka Ceko selalu keras menyalak sebagai peringatan terhadap siapa saja termasuk saya apalagi melanggar batas teritorial yang dibuat oleh Ceko sebagai wilayah ibu Ayla yang harus dilindungi.

Alat Komunikasi

Menakjubkan bagaimana Ceko menggunakan bola sebagai instrumen komunikasi dengan manusia. Terutama tentu saja alat komunikasi dengan Ibu Ayla yang paling dihormati Ceko sebagai penyelamat dirinya.

Ceko memiliki beberapa bola yang sengaja dibeli oleh Ibu Ayla demi memenuhi kebutuhan Ceko terhadap bola, bukan untuk dimakan tetapi benar-benar konsekuen dan konsisten didayagunakan sebagai alat komunikasi dengan manusia.

Jika merasa tidak diperhatikan oleh Ibu Ayla maka Ceko menggunakan bola sebagai alat komunikasi untuk caper alias menuntut perhatian Ibu Ayla. Bahkan tidak jarang Ceko membawa dua bola sekaligus di moncongnya sambil menggelindingkan sebuah bola lainnya dengan kakinya untuk caper Ibu Ayla.

Jika upaya caper secara langsung itu gagal maka Ceko sengaja menggelindingkan bola ke bawah lemari lalu menyalaki sang bola yang sengaja disembunyikan itu. Tujuannya memaksa ibu Ayla mengambil bola yang sengaja disembunyikan oleh Ceko demi caper itu.

Jika Ibu Ayla berkenan menerima ajakan bermain bola maka sangat menarik untuk disimak bagaimana Ceko mendramatisir permainan bola dengan jurus akting alias bermain sandiwara tidak tahu ke mana Ibu Ayla melempar bola Ceko.

Jika Ceko gagal memperoleh perhatian Ibu Ayla, maka Ceko siap berganti haluan mengajak anak-anak serta menantu maupun teman-teman Ibu Ayla untuk bermain bola. Maka Ceko sangat menyayangi bola-bolanya sebagai alat komunikasi dengan manusia.

Ethologis

Secara ethologis, saya banyak belajar dari Ceko bahwa pada hakikatnya manusia adalah mahluk hidup yang membutuhkan komunikasi dengan sesama manusia maupun sesama mahluk hidup beserta segenap alam.

Selaras dengan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab serta agenda Pembangunan Berkelanjutan yang telah disepakati PBB sebagai pedoman pembangunan abad XXI tanpa merusak alam dan tanpa menyengsarakan manusia.

Penulis adalah pendiri Museum Rekor Indonesia