Stok Beras Masih Aman, Bulog Wilayah Probolinggo-Lumajang Minta Petani Tidak Khawatir Soal Harga Gabah

Kepala Bulog Wilayah Probolinggo- Lumajang, Krisna Murtiyanto/RMOLJatim
Kepala Bulog Wilayah Probolinggo- Lumajang, Krisna Murtiyanto/RMOLJatim

Kantor Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) wilayah Probolinggo-Lumajang memastikan ketersediaan beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama 9 bulan ke depan masih aman. Yakni sebanyak 9.847 ton.


Meski demikian, Pimpinan Bulog wilayah Probolinggo-Lumajang, Krisna Murtiyanto tetap menyarankan agar petani dapat menaikan kualitas padinya.

"Untuk penyaluran beras ke 3 wilayah antara Kota/Kabupaten Probolinggo dan Lumajang bisa bertahan 8-9 bulan kedepan. Jadi masih aman," ucapnya saat ditemui disalah satu rumah makan di Jl. Suroyo Kota Probolinggo, seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (23/03).

Terkait pengadaan pangan, dikatakannya, saat harga serapan atau Gabah Kering Panen (GKP) dan beras dibawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), Bulog  berkewajiban mengamankan harga dasar.

"Itu sudah dilakukan. Kami mempunyai 12 mitra untuk membeli ke petani dibawah wilayah Probolinggo-Lumajang," ucapnya

Krisna Murtiyanto juga menjelaskan bahwa yang ditempatkan sejak bulan Oktober 2019 lalu Bulog berpedoman pada harga dasar pembelian adalah Gabah Kering Giling (GKG) senilai Rp. 5.300 dan beras medium sesuai harga dari Kementerian Pertanian sebesar Rp. 8.300. sedangkan harga GKP senilai Rp. 4.200 tapi memiliki komponen kualitas sendiri.

"Hampa kotoran 10 persen dan kadar air 25 persen. Nantinya bila melebihi standar itu akan disesuaikan harganya. Maka dari itu, petani tidak perlu khawatir jika GKP mengalami penurunan, sebab Bulog sudah menarget minimal pembelian tahun 2021 sebesar 27.394 ton setara beras," jelasnya.

Karena masih belum panen raya, kini penjualan petani ke Bulog mencapai 1.500 setara beras. Tahun 2020 untuk Bulog ditargetkan 18.700 ton tercapai hanya kurang lebih 9.200 ton. Atau tidak mencapai target.

Tak hanya itu, ditanyakan versi Bulog, apakah isu impor beras mempengaruhi harga. Krisna menegaskan sesuai dengan kementerian Pertanian menyatakan selama panen raya tidak ada impor.

"Penurunan harga itu bukan karena impor. Tapi musim hujan yang mengakibatkan kering tidak maksimal dan gabah yang dihasilkan kurang bagus," pungkasnya.