Gelar Apresiasi Film Pendek, Banyuwangi Dukung Karya Sineas Daerah

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani/Dok Hms
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani/Dok Hms

Memperingati hari film nasional yang jatuh setiap 30 Maret, Kabupaten Banyuwangi menggelar apresiasi film pendek. 


Sebanyak 17 film pendek karya anak-anak muda mewarnai festival yang telah memasuki tahun kedua pelaksanaan ini. 

Ajang tersebut menjadi agenda Banyuwangi Festival 2021. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turut hadir di festival yang digelar satu hari penuh di Pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Sabtu (31/3).

Ipuk menjelaskan bahwa festival ini menjadi wadah untuk mengapresiasi karya film pendek produksi sineas Banyuwangi. 

Festival ini diharapkan Ipuk sebagai bentuk mendorong dan menyemangati para sineas muda daerah untuk konsisten menekuni hobi, serta terus mengasah kemampuan dalam produksi film dan seni peran.

“Film ini melibatkan banyak profesi di sektor kreatif. Mulai dari sineas, seni peran, hingga masalah script pembuatan film semua dibutuhkan dalam sebuah film. Anak-anak muda yang andil dalam pembuatan film ini, saya salut dengan karya-karya anda. Saya tahu inilah tidak mudah, untuk itu saya sangat mengapresiasi kerja-kerja kreatif para sineas Banywuangi ini," kata Ipuk.

Pemkab, lanjut dia, berkomitmen untuk terus memberi ruang berkreasi agar seniman film di Banyuwangi bisa semakin maju.

“Salah satunya lewat ajang ini. Kami harap ini menjadi momentum kebangkitan perfilman di Banyuwangi. Semoga bisa memunculkan ide, inovasi, dan talenta sineas baru,” kata Ipuk.

Festival inipun disambut hangat oleh generasi muda Banyuwangi. Mereka banyak yang tertarik hadir langsung ke sana untuk menyaksikan berbagai film yang diputar. Festival ini juga diwarnai diskusi seputar perkembangan film di daerah. 

Ipuk ingin ke depan ajang semacam ini tetap digelar bahkan dengan konsep yang lebih lengkap. 

Sekedar diketahui, festival film pendek Banywuangi diawali ada tahun 2019. Pada tahun 2020 sempat dijadwalkan masuk agenda Banywuangi Festival, namun karena pandemi covid 19, festival tersebut akhirnya ditiadakan.  

“Ke depan, akan terus kami gelar. Kami yakin, dukungan pemda ini akan seiring dengan peningkatan kualitas film karya seniman film Banyuwangi. Dan pesan saya, angkat potensi Banyuwangi dalam karya-karya kalian semua," kata Ipuk.

Dalam kesempatan itu, Ipuk menonton bareng dengan para sutradara dan pemeran dalam film yang ditampilkan. Salah satunya film dengan judul Repetisi yang merupakan karya dari siswa-siswi SMAN I Glagah, Banyuwangi, yang tergabung dalam teater Melati.

Berdurasi 20 menit, film yang disutradarai Akmal Rahman Hanif tersebut mampu menghibur para penonton yang ada di lokasi maupun yang menyaksikan melalui tayangan media sosial.  

Film ini bercerita tentang Fiana, seorang bendahara kelas yang kehidupannya berjalan biasa-biasa saja. Namun suatu hari dia terjebak dalam lingkaran waktu dan mengulangi hari dan kejadian yang sama. Ia harus berusaha keluar dari lingkaran waktu itu dengan menghentikan penyebabnya, bagaimana pun caranya.

“Keren. Idenya bagus, pesan bagi kita semua. Menginspirasi kami semua untuk selalu amanah memegang tanggung jawab,” cetus Ipuk.

Ajang ini juga diapresiasi oleh insan perfilman Banyuwangi. Salah satunya Yasmara. Sutradara film Resiko Methikal ini mengaku senang dengan digelarnya apresiasi film pendek di kota kelahirannya ini.

"Festival ini menjadi wadah bagi kami pembuat film pemula untuk menampilkan karyanya. Kami jadi tertantang untuk menampilkan ide-ide cerita yang segar," kata Yasmara.