Bencana banjir bandang yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan puluhan desa tidak bisa diakses atau terisolir.
- Gempa Magnitudo 6,0 Guncang NTT, Tak Berpotensi Tsunami
- Sengketa Pulau Pasir di NTT Tidak Pengaruhi Hubungan Diplomatik Indonesia-Australia
- Ini Alasan PBNU Gelar Harlah di NTT
Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi menjelaskan, desa-desa yang terisolir disebabkan oleh beberapa hal yang berbeda, yang jumlah keseluruhannya ada 24 desa.
"Di Kabupaten Malaka ada enam desa, jembatannya putus. Kemudian di Kabupaten Flores Timur dan di Adonara ada sekitar enam desa yang terisolasi karena longsoran jalan yang tidak bisa dilewati oleh kendaraan bermotor," ujar Josef Nae dalam jumpa pers virtual, Senin malam (5/4).
"Kemudian, di Sabu Raijua ada enam kecamatan yang terisolasi karena jalannya putus dan jembatannya putus," sambungnya seperti dilaporkan Kantor Berita Politik RMOL.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo memastikan distribusi logistik terkait kebutuhan dasar masyarakat di daerah terisolir tetap bisa berjalan lancar.
Katanya, BNPB telah mengerahkan tiga unit helikopter di wilayah NTT yang bisa digunakan untuk mendistribusikan logistik melalui jalur udara.
"Kalau nanti misalnya masih kurang atau perlu bantuan lagi maka BNPB akan menyiapkan lagi," ujar Doni Monardo.
"Termasuk juga nanti dari Mabes TNI dan juga dari Mabes Polri yang kita harapkan juga bisa mengirimkan helikopternya untuk memberikan bantuan," tandasnya.
- BPBD Surabaya Perkuat Pengetahuan dan Ketangguhan Masyarakat Lewat Simulasi Kebencanaan
- Dampak El Nino, Gubernur Khofifah Tekankan Pentingnya Mitigasi dan Pemetaan Status Bencana di Tiap Wilayah
- Gempa Magnitudo 6,0 Guncang NTT, Tak Berpotensi Tsunami