Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan enam helikopter untuk penanganan darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda 12 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
- Ketika Anak Punk Diajak Polisi Shalat Berjamaah
- Gubernur Khofifah Berangkatkan Puluhan Truk untuk Operasi Pasar Lumbung Pangan Jatim di 25 Titik Pasar
- Harga BBM naik, Jungle Cafe Kediri Demo Bagikan Sembako "Door To Door" Rayakan Anniversary
"Pengerahan helikopter tersebut sebagaimana arahan Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo kemarin," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, Rabu (7/4).
Adapun enam helikopter tersebut meliputi Heli MI-8 dengan daya angkut delapan ton yang direposisi dari Kalimantan Barat dan Heli Kamov 32 A dengan daya angkut lima ton yang direposisi dari Riau.
Kemudian Heli EC-115 berkapasitas 12 tempat duduk, Heli AW 199 berkapasitas 7 tempat duduk, Heli jenis Bell 412EP dengan kapasitas 12 tempat duduk dan Heli AS-365 kapasitas 11 tempat duduk.
Sebagaimana perintah Kepala BNPB, helikopter tersebut akan difungsikan untuk mendistribusikan logistik dan peralatan di lokasi yang terisolir pasca terputusnya akses akibat longsor maupun akses penyeberangan laut yang tidak memungkinkan akibat gelombang tinggi.
Selain itu, helikopter tersebut juga difungsikan guna mengakomodir para warga yang membutuhkan pertolongan darurat terutama kelompok rentan, sekaligus untuk mengangkut tim medis yang ditugaskan di posko penanganan darurat.
Sebagaimana diketahui bahwa percepatan penanganan darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda 12 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih mengalami beberapa kendala teknis seperti akses terputus hingga faktor cuaca buruk.
Berdasarkan laporan dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), wilayah yang masih belum dapat diakses sepenuhnya meliputi Kabupaten Malaka, Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata.
Akses darat menuju wilayah Kabupaten Malaka masih terputus akibat longsor, kemudian Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata juga belum sepenuhnya dapat diakses mengingat gelombang laut masih tinggi sehingga harus menggunakan moda transportasi udara.
Di sisi lain, tim di lapangan juga melaporkan bahwa kondisi Kota Kupang saat ini listrik belum sepenuhnya pulih dan sinyal jaringan telekomunikasi selular juga masih dalam kendala.
Sejumlah pohon dan tiang papan reklame dilaporkan tumbang dan sempat menutup beberapa akses jalan. Sementara itu, beberapa stasiun pengisian bahan bakar masih belum beroperasi karena bangunan mengalami kerusakan terdampak cuaca ekstrem sehingga menimbulkan antrean panjang.
Hingga saat ini banyak yang memilih tinggal di hotel yang menyediakan genset listrik untuk keperluan mobilitas, sehingga banyak hotel penuh di Kota Kupang.
- Bantu Korban Bencana di Jatim, Pemkot Surabaya Buka “Posko Bangga Surabaya Peduli"
- Aksi Kemanusiaan Polisi Lamongan, Berbagi Ceria dan Peduli Anak Negeri
- HUT Pasuruan, Bank Jatim Serahkan Bantuan Dua Unit Mobil Wak Muqidin Melalui CSR Bank Jatim Peduli