Indonesia Jalin Kemitraan Dengan Jerman Terkait Proyek Infrastruktur Hijau Senilai 2,5 Miliar Euro 

  Presiden Joko Widodo (kolom kanan atas) bersama Kanselir Jerman Angela Markel (kolom kiri bawah) dalam pembukaan acara Hannover Messe tahun 2021 yang digelar virtual Senin malam ini, 12 April/Repro
Presiden Joko Widodo (kolom kanan atas) bersama Kanselir Jerman Angela Markel (kolom kiri bawah) dalam pembukaan acara Hannover Messe tahun 2021 yang digelar virtual Senin malam ini, 12 April/Repro

Pemerintah menjalin kerja sama infrastruktur hijau dengan Jerman yang disebut Green Infrastructure Intiative (GII). 


Dalam pembukaan acara Hannover Messe tahun 2021 yang digelar virtual malam ini Senin, (12/4), Presiden Joko Widodo memastikan kepada Kanselir Jerman Angela Markel, kerja sama tersebut akan diprioritaskan untuk ke depannya.

Sebab, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia telah mendapatkan proyek infrastruktur dari negara Eropa Barat itu dengan nilai yang cukup fantastis, yaitu mencapai puluhan triliun rupiah.

"Kemitraan Indonesia dan Jerman untuk pembangunan hijau ke depan adalah satu prioritas. Saya mengapresiasi Green Infrastructure Intiative Jerman dengan nilai 2,5 miliar euro (sekitar Rp 43,53 triliun)," ujar Jokowi yang dikutip melalui siaran kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (12/4).

"Progam ini diharapkan dapat mendukung pembangunan infrastruktur hijau di Indonesia," sambungnya.

Menurut Jokowi, investasi pada pembangunan hijau di masa pademi ini adalah waktu yang tepat. Dia mengutip data World Economic Forum yang menyatakan potensi ekonomi hijau atau pembangunan infrastruktur hijau sangatlah besar.

"Peluang bisnis sebesar 10,1 triliun dolar (Amerika Serikat). Dan peluang 395 juta lapangan pekerjaan baru hingga 2030," papar Jokowi.

Kata mantan Wali Kota Solo ini, di Indonesia berbagai terobosan telah dilakukan terkait ekonomi hijau ini. Misalnya, pembangunan bio diesel atau green diesel dari kelapa sawit, dan pemasangan pembangkit listrik tenaga surya atap di sektor rumah tangga.

"Proyek ini akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru, namun juga mengurangi emisi gas rumah kaca," ucapnya. 

Disamping itu, Jokowi juga memastikan dukungan Indonesia untuk berkontribusi dalam pengembangan energi masa depan. Karena, sebagai negara produsen nikel terbesar dunia, Indonesia juga tengah mengembangkan pengolahan biji nikel menjadi baterai lithium sebagai komponen utama baterai ponsel dan mobil listrik.

"Kita harus melompat jauh, keluar dari krisis, pulih dan tumbuh lebih kuat. Saya yakin Indonesia dan Jerman bisa bermitra untuk keluar dari pandemi ini, sebagai pemenang," tandas Jokowi.