Idea-Idealisme-Ideologi

Jaya Suprana/ net
Jaya Suprana/ net

KATA dasar idealisme adalah idea yang dalam bahasa Indonesia makna paling dekatnya adalah gagasan.

Pada hakikatnya setiap insan manusia memiliki gagasan diri masing-masing secara subyektif maka beda satu dengan lain-lainnya.

Di samping gagasan individual ada pula gagasan komunal yang terbentuk dari berbagai gagasan individual yang saling memiliki kesamaan melebur menjadi gagasan komunal

Idealisme

Gagasan komunal juga dapat dibentuk secara paksa oleh penguasa sesuai kehendak serta selera penguasa. Seperti gagasan komunal yang meyakini bahwa rakyat miskin adalah sampah masyarakat penyebab banjir, maka hukumnya wajib untuk digusur.

Demikian pula anggapan bahwa masyarakat adat yang menghuni kawasan potensial untuk industri dan bisnis demi mencari profit merupakan penghambat pembangunan, maka juga idealnya digusur.

Idealisme individual memang rawan berbenturan dengan idealisme komunal yang tidak akan solutif apabila tidak ada kompromi. Namun ada pula idealisme yang tidak layak dikompromikan seperti idealisme tidak melakukan korupsi atau tidak membunuh sesama manusia.

Meski bisa juga melanggar idealisme tidak membunuh sesama manusia apabila melakukan bela diri atau bela orang lain yang akan dibunuh oleh sesama manusia.

Idealisme bicara kebenaran juga bisa menjadi kurang ideal apabila kita bicara kebenaran tentang sesama manusia misalnya tentang keyakinan tentang tubuh saya yang overweight dengan sebutan gentong buncit atau babi bengkak yang sebaiknya tidak perlu diungkap sebab bentuk tubuh saya memang mirip gentong buncit dan babi bengkak.

Ideologi

Idealisme di ranah politik berkembang menjadi idealisme komunal yang kemudian disebut sebagai ideologi.

Pada dasarnya ideologi ideal berfungsi sebagai pedoman politik bersifat positif konstruktif seperti pedoman kearifan untuk melakukan pembangunan infra struktur secara memenuhi agenda pembangunan berkelanjutan yang telah dsepakati para negara anggota PBB termasuk Indonesia sebagai pedoman idealisme prmbangunan planet bumi abad XX tanpa merusak alam dan menyengsarakan rakyat miskin dan masyarakat adat.

Ideologi pada hakikatnya bebas-nilai namun memang bisa bernilai negatif apabila digunakan sebagai pedoman perilaku negatif bahkan destruktif seperti ideologi rasisme Hitler, ideologi penindasan Stalin, ideologi revolusi kebudayaan Mao yang telah terbukti menewaskan jutaan manusia.

Atau ideologi pembangunan kapitalis-pragmatis nirkelanjutan seperti yang telah terbukti merusak alam dan menyengsaraan rakyat miskin dan masyarakat adat atas nama pembangunan.

Penulis adalah pendiri Museum Rekor Indonesia