Banyuwangi Luncurkan Aksara, 9 Ribu Warga Ikuti Pendidikan Kesetaraan  

Peluncuran Aksara 9/Dok Hms
Peluncuran Aksara 9/Dok Hms

Pemkab Banyuwangi meluncurkan program AKSARA (Akselerasi Sekolah Masyarakat) untuk memfasilitasi warga berusia dewasa untuk mengikuti pendidikan kesetaraan, terutama kesetaraan SMP (paket B) dan SMA (paket C). 


Sebanyak 9.000 warga terdaftar mengikuti program ini, mayoritas mengikuti pendidikan kesetaraan SMA.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meluncurkan program tersebut, Sabtu (1/5), sekaligus untuk menyongsong Hari Pendidikan Nasional 2 Mei. 

Acara dihadiri Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbud Ristek, Dr Samto.

”Aksara kami luncurkan untuk memfasilitasi warga dewasa, misalnya usianya ada yang 35 tahun, 40 tahun, bahkan sampai 58 tahun, yang dulunya karena satu dan lain hal belum sempat bersekolah setara SMP dan SMA. Kalau sudah usia dewasa itu tentu tidak mungkin kembali ke sekolah, makanya kita fasilitasi dengan program Aksara,” ujar Ipuk.

Ipuk mengatakan, meski sudah berusia dewasa, pendidikan kesetaraan tetap diperlukan. 

”Belajar kan sepanjang hayat. Ilmu yang didapatkan juga pastinya berguna. Misalnya, kalau kejar Paket C setara SMA, ada belajar ekonomi, bisa digunakan warga, karena saya cek, banyak juga pedagang pasar dan warung yang ikut program ini,” ujar Ipuk.

”Selain itu, tentu saja ilmunya berguna, bisa untuk mendampingi pembelajaran anak-anak dari warga dewasa yang ikut program kesetaraan ini,” imbuh bupati perempuan tersebut.

Sistem dalam program Aksara ini juga fleksibel, sehingga memudahkan warga dalam mengikuti pendidikan. 

”Warga berusia dewasa bisa tetap belajar tanpa harus meninggalkan pekerjaan,” ujarnya. 

Ipuk menambahkan, program Aksara menggandeng Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Untuk akselerasi pelaksanaannya, Pemkab Banyuwangi akan membentuk 

"Suarga" (Saudara Asuh Keluarga), sebuah gerakan gotong royong yang melibatkan jajaran pendidikan, tokoh masyarakat, dan berbagai kalangan.

"Dengan Suarga ini, ada gerakan gotong royong. Satu Suarga bisa mengampu tiga orang, memastikan warga yang dibina mendapatkan nomor induk siswa nasional (NISN) hingga menuntaskan pendidikan kesetaraannya di PKBM yang ditunjuk," kata Ipuk. 

“Kalau dikerjakan barengan, kami yakin program ini bisa dituntaskan dengan baik," imbuh Ipuk.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Suratno menjelaskan, pihaknya telah membuka pendaftaran dan pendataan warga yang belum menuntaskan pendidikan dasar. 

Pendaftaran dilakukan di koordinator wilayah di tiap kecamatan.

"Saat ini, ada sekitar 9 ribu warga yang terdaftar, sebagian besar belum mengenyam SMA, jadi mereka akan ikut Paket C," kata Suratno.

Para peserta nantinya akan mengikuti pembelajaran secara mandiri, tatap muka, serta mengikuti ujian modul dan ujian pendidikan kesetaraan.

"Setiap peserta nanti akan mengikuti pendidikan kesetaraan dalam kelompok-kelompok belajar yang dikoordinasi oleh PKBM," ujarnya.

Untuk memastikan proses pembelajaran dengan baik, setiap Suarga harus memastikan perkembangan peserta yang diasuhnya ke PKBM secara rutin, yang dibuktikan dengan kartu kunjungan.

"Kami menyadari bahwa tidak mudah melakukan proses pembelajaran di usia dewasa. Maka perlu dimotivasi. Tugas memotivasi dan memfasilitasi inilah yang menjadi tanggung jawab suarga dan kita semua,” pungkasnya.