PMI Terapkan Rumah Aman Gempa Berbasis Masyarakat di Banyuwangi

Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI, Arifin Muhammad Hadi, dan Wakil Ketua PMI Banyuwangi, Nurhadi/Dok Hms
Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI, Arifin Muhammad Hadi, dan Wakil Ketua PMI Banyuwangi, Nurhadi/Dok Hms

Palang Merah Indonesia (PMI) terapkan rumah aman gempa (retrofitting) berbasis masyarakat di Kabupaten Banyuwangi.


Program Retrofitting berbasis masyarakat ini dilaksanakan oleh PMI Kabupaten Banyuwangi dan PMI Pusat, dengan dukungan Palang Merah Amerika (Amcross) dan USAID.

Sebanyak empat rumah yang tersebar di Kelurahan Mojopanggung dan Kelurahan Tamanbaru diresmikan menjadi rumah aman gempa.

Empat rumah tersebut direnovasi dengan cara memperkuat bangunan sebagai rumah tahan gempa.

Peresmian tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI, Arifin Muhammad Hadi, dan Wakil Ketua PMI Banyuwangi, Nurhadi, Selasa (25/5).

“Rumah ini di retrofitting karena memang kondisi awalnya tidak kuat,” kata Arifin saat meninjau salah satu rumah yang telah diretrofitting di Jalan Kendang Kempul, Kelurahan Mojopanggung, Banyuwangi.

Retrofitting adalah perkuatan bagian-bagian rumah agar jauh lebih tahan dari goncangan gempa. Ada sejumlah bagian rumah yang harus diperiksa kondisinya untuk kemudian dilakukan perkuatan. Mulai dari dinding, tiang beton, ukuran pintu, atap, hingga teras.

“Menguatkan kerangka, dinding, itu semua dikaji sesuai dengan kondisi rumah masing-masing.,” jelasnya.

Arifin mengungkapkan dipilihnya Kabupaten Banyuwangi menjadi lokasi percontohan rumah aman gempa karena letak Kabupaten paling ujung Timur Pulau Jawa ini merupakan daerah rawan gempa bumi.

Apalagi terdapat zona megathrust yang memiliki potensi bencana gempa bumi dan tsunami di selatan Pulau Jawa.

“Dua daerah telah menjadi lokasi pemodelan penguatan rumah aman gempa, satu di Jawa Barat yakni Sukabumi, dan Jawa Timur di Banyuwangi,” ucapnya.

Arifin berharap ke depan Pemkab Banyuwangi menindaklanjuti dengan mengadakan sosialisasi dan workshop kepada masyarakat.

“Sosialisasi kepada masyarakat harus digalakan termasuk tukang-tukang itu harus dilatih agar retrofitting bisa dilakukan,” ujarnya.

Ditambahkan Wakil Ketua PMI Banyuwangi, Nurhadi, rumah aman gempa ini difokuskan di pemukiman wilayah perkotaan yang rawan gempa. Karena selain berpenduduk padat, karakteristik rumah diperkotaan saling berdekatan bahkan menempel.

Sehingga jika terdapat kerusakan karena gempa bumi dikawatirkan menimbulkan banyak korban.

“Kecamatan Giri dan Kecamatan Banyuwangi ini daerah perkotaan yang rawan bencana gempa bumi,” katanya.

Nurhadi menyebut saat ini PMI Banyuwangi gencar memberikan pelatihan kepada masyarakat terkait standar operasional prosedur penyelamatan gempa bumi.

Termasuk memberikan pelatihan kepada tukang agar mereka bisa membangun bangunan tahan gempa.

“Tukang-tukang disini telah kami latih, termasuk rumah ini dibangun dari tukang lokal dengan menggunakan metode ferosemen dimana sudut-sudut dinding diperkuat dengan kawat anyam,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah mengungkapkan program ini merupakan inovasi yang sangat bermanfaat bagi keselamatan warga ketika terdapat bencana gempa bumi.

“Setidaknya rumah yang telah diperkuat ini tidak mudah roboh sehingga warga yang didalam bisa menyempatkan untuk menyelamatkan diri,” ungkapnya.

Menurut Sugirah, program dari PMI ini sejalan dengan bagian program pemkab dalam menjaga keselamatan warganya. Maka dari itu pihaknya akan melakukan sosialisasi dan workshop rumah aman gempa kepada masyarakat bersama PMI.

“Bahkan, ke depan bisa saja salah satu syarat perijinan bangunan jika memenuhi syarat tahan terhadap gempa,” pungkasnya.