Jawaban Demokrat Ke PDIP Dinilai Sangat Tepat, Iwel Sastra: Hasto Terlalu Dini, Pilpres Masih 3 Tahun Lagi

Iwel Sastra/Net
Iwel Sastra/Net

Pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto yang menyatakan menutup pintu koalisi bagi Partai Demokrat dan PKS lalu dijawab dengan elegan oleh Partai Demokrat sudah tepat.


Pasalnya, jawaban para kader Partai Demokrat bahwa Demokrat lebih memilih berkoalisi dengan rakyat cukup beralasan.

Jawaban Politkus Demokrat sangat tepat. Pernyataan Hasto ini terlalu dini karena bagaimanapun dalam politik segala sesuatu bisa berubah," kata Direktur Mahara Lidership Iwel Sastra, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Sabtu (29/5).

Menurut Iwel, jika pun nanti pada akhirnya PDI Perjuangan dan Demokrat berjalan masing-masing, biarlah demikian.

Sebab, telah ada contoh konkret yang menunjukkan bahwa perubahan dalam politik itu nyata, yakni pada pilpres 2019 di mana rival Pemilu kini satu gerbong.  

"Publik tidak pernah membayangkan Prabowo-Sandi pada akhirnya akan bergabung dengan Jokowi-Ma'ruf," kata Iwel Sastra.

Pengamat politik ini berpandangan, kurang harmonisnya hubungan PDI Perjuangan dan Partai Demokrat adalah efek pilpres 2004.

SBY yang saat itu merupakan Menteri dalam Kabinet Megawati Soekarnoputri memutuskan maju dalam Pilpres dan berhasil mengalah Megawati yang saat itu adalah petahana.

"Kurang harmonisnya hubungan kedua tokoh nasional ini kerap menjadi pemberitaan media. Sehingga ada terkesan sampai sekarang sulit untuk terjadi koalisi pada tingkat nasional antara PDI Perjuangan dan Demokrat," tuturnya.

"Pilpres masih 3 tahun lagi, kedua belah pihak sudah terlanjur berbalas pantun untuk menegaskan bahwa tidak akan terjadi koalisi antara PDI Perjuangan dan Demokrat, sehingga kemungkinan untuk terjadi koalisi pada pilpres 2024 sangat tipis karena sudah terlanjur gengsi dengan pernyataan masing-masing," demikian Iwel Sastra.