Pengamat: Peluang Muhaimin Iskandar Jadi Capres Sangat Tipis

Ketua Umum DPP PKB, A. Muhaimin Iskandar/Net
Ketua Umum DPP PKB, A. Muhaimin Iskandar/Net

Para ulama dari Jawa Barat meminta Ketua Umum DPP PKB, A. Muhaimin Iskandar maju sebagai calon presiden (Capres) pada Pilpres 2024.


Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan, permintaan para ulama itu wajar saja mengingat Cak Imin sapaan akrab Muhaimin adalah ketum parpol.

"PKB pada Pileg 2019 lalu mendulang suara 9,69 persen, sehingga dinilai layak mengusung ketumnya untuk mewakili partai menengah," ujar Jamiluddin Ritonga, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (2/6).

Posisi Cak Imin sebagai Wakil Ketua DPR juga menjadikannya layak diusung menjadi capres. Apalagi di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dia pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja.

"Pengalamannya menjadi Menteri, Wakil Ketua DPR, Wakil Ketua MPR, dan Ketua Umum PKB, setidaknya telah mematangkan dirinya untuk memimpin Indonesia," kata Jamiluddin Ritonga.

Hanya saja, lanjut mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta itu, hingga saat ini elektabilitas Cak Imin sangat rendah. PKB yang dikomandoinya juga belakangan ini elektabilitasnya di kisaran 5 persen.

Jelas Jamiluddin Ritonga, dengan elektabilitas yang rendah, tentu sulit bagi partai lain untuk berkoalisi dengan PKB mengusung Cak Imin sebagai capres.

"Resiko kalah akan sangat besar bila partai lain memaksakan diri mengusung Cak Imin," imbuhnya.

Selain elektabilitas rendah, Cak Imin dan PKB juga tidak mencerminkan besarnya suara NU. Padahal basis terbesar pendukungnya NU.

"Jadi, Cak Imin pada dasarnya tidak dikehendaki oleh seluruh warga NU. Bahkan pendukung Gus Dur yang juga warga NU diperkirakan tidak akan mendukung Cak Imin untuk nyapres. Padahal pendukung Gus Dur jumlahnya cukup besar," tutur Jamiluddin Ritonga.

Belum lagi suara NU yang ke PPP dan partai nasionalis lainnya juga cukup banyak. Hal ini tentu menyulitkan Cak Imin untuk menang pada kontestasi Pilpres 2024.

Selain itu, lanjut Jamiluddin Ritonga, Muhammadiyah, Persis, dan ormas Islam lainnya di luar NU, tampaknya akan sulit mendukung pencapresan Cak Imin.

"Ormas Islam di luar NU tampaknya lebih condong mengusung Anies Baswedan. Bagi mereka, Anies yang punya elektabilitas tinggi dan lebih diterima kalangan Islam, lebih berpeluang menang pada Pilpres 2024 daripada Cak Imin," ucapnya.

Para ulama se-Jawa Barat meminta Ketua Umum PKB A. Muhaimin Iskandar untuk mengambil estafet kepemimpinan nasional dengan maju sebagai capres di Pilpres 2024.

Permintaan itu disampaikan dalam acara doa bersama untuk bangsa saat memperingati Hari Lahir Pancasila, di Rumah Dinas Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid, di Jalan Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Selasa malam (1/6).