Penulis Politik Termakan Analisanya Sendiri - 'Out Of Content'

Adian Radiatus/Net
Adian Radiatus/Net

WARTAWAN senior Asyari Usman kemarin mengkritik pedas penulis aji mumpung Zeng Wei Jian dengan sindiran duitable duitebal terkait artikel yang diulas Zeng tentang sosok Connie Rakahundini Bakri dengan pena tajamnya menyoal berbagai sepak terjang Connie di seputar alutsista yang sarat dengan permainan mafioso didalamnya.

Rupanya semua narasi  ulasan Zeng terkait Connie jadi cenderung sensasi imajinasi tanpa bukti konkret malah banyak unsur fitnahnya yang bisa masuk ranah pencemaran nama baik. 

Hal ini tidak lain adalah karena kunjungan Connie ke Kemenhan disambut baik langsung oleh Menhan Prabowo Subianto. Mementahkan semua ulasannya dan terkesan seperti penulis buzzer kemarin sore saja. 

Entah apa yang terjadi sebenarnya mengingat Zeng bukanlah penulis dengan pengetahuan yang minim, tetapi segudang bahan meski comot sana-sini dan dijadikan satu paket narasi artikel politik. Kena batunya kalau mau diistilahkan demikian. 

Memang sangat menyakitkan bilamana kematangan mengulas materi yang biasa digeluti seorang penulis telah masuk ranah publik tetapi faktanya melenceng jauh. 

Kalau Zeng piawai mestinya dia buat counter artikel yang meralat ulasannya terdahulu. Minta maaf dan pindah ke bagian pujian, seperti table menjadi tebal itu. 

Mungkin ini solusi terbaik meskipun pahit terasa. Tapi bukankah obat yang pahit itu biasa tepat menyembuhkan?

Dari kasus Zeng ini maka dapat diambil hikmahnya, jangan hanya berpikir untuk kepuasaan sensasi dalam menulis ulasan yang sensitif apalagi bekalnya hanya contekan info. Jaga integritas lebih penting daripada asal ngegas. 

Daripada akhirnya 'out of content' termakan analisanya sendiri terus dicibir disindir dan kehilangan reputasi apalagi prestise seperti mencoba meluruskan benang basah, tak mungkin bisa tegak. Maka ulasan revisi sambil mengakui kekeliruan adalah solusi yang lebih terhormat ketimbang mendengar kalimat: kasihan Zeng !!

Adian Radiatus

Pemerhati masalah sosial dan politik