Unusa Dipercaya Tangani Permasalahan Gizi

Peluncuran program penanganan gixi/Ist
Peluncuran program penanganan gixi/Ist

Unusa diberi kepercayaan oleh UNICEF (United Nations International Children’s Emergency Fund) dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) dalam upaya menangani gizi ibu hamil, anak dan remaja terkait dengan penurunan angka stunting di Jatim.


"Penunjukan Unusa untuk menangani permasalah gizi oleh UNICEF sangat tepat, mengingat sumber daya manusia yang ada di Unusa cukup memumpuni. SDM kami ada dosen dan mahasiswa Gizi, Kedokteran dan Keperawatan serta Kebidanan yang biasa menangani hal terkait dengan gizi untuk ibu, anak dan remaja," kata Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, melalui keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (23/6).

Jazidie menjelaskan UNICEF dan Unusa memiliki komitmen yang kuat untuk menangani gizi di Jatim. 

"Dimana dosen dan mahasiswa kami terus melakukan pengabdian masyarakat untuk mengatasi masalah gizi ini," ujarnya.

Kepercayaan UNICEF diperoleh Unusa melalui persiangan ketat tiga kampus di Jatim, masing-masing Universitas Airlangga, Politeknik Kesehatan Surabaya, dan Unusa dalam program Support to Local Governments on the Implementation of Maternal, Child ang Adolescent Nutrition Programme in East Java.

Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya, yang menaungi Unusa, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, dalam menyatakan, kerjasama Unusa dengan UNICEF dan Pemprov Jatim ini merupakan kerjasama strategis jangka panjang yang memerlukan komitmen. 

“Program ini menyiapkan anak-anak kita untuk generasi masa depan Jawa Timur dan masa depan Indonesia,” katanya.

Dr. Andriyanto menyambut baik upaya dari UNICEF dan Unusa dalam hal menangani penurunan stunting di Jatim.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Surabaya Ermi Ndoen menjelaskan, pemilihan Unusa untuk berperan dalam program setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan proposal yang diajukan ke UNICEF dari berbagai Universitas. 

“Unusa terpilih dan disetujui untuk bisa menjalankan langsung tugas dari Unicef ini ke beberapa kota di Jawa Timur yang menjadi titik penanganan gizi buruk," ungkapnya.

Program ini diluncurkan pada Selasa (22/6) malam di Auditorium Lantai 9 Unusa Tower Kampus B. Peluncuran dilakukan secara hybrid dan di hadiri  Robert Gass, Deputy Reseprentative Unicef Indonesia, secara online dan Gubernur Jatim diwakili oleh Dr. Andriyanto, S.H, M.Kes. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan Prov. Jatim, Ermi Ndoen, Kepala Kantor Perwakilan Unicef Surabaya dan Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.

Hadir pula baik secara online dan offline perwakilan dari tujuh dan satu kota itu di Jatim, masing-masing Kab. Bojonegoro, Sidoarjo, Blitar, Tulungagung, Bondowoso, Jombang, Lumajang, Bondowoso, Kota Surabaya.

“Permasalahan stunting menjadi salah satu kendala di Jawa Timur, stunting menjadi PR kita bersama tidak hanya pemerintah provinsi namun akademisi dan steakholder lainnya seperti Unicef, melalui program ini kita bisa membantu menangani masalah ini bersama-sama," katanya.

Andriyanto menjelaskan banyak yang harus diperhatikan dalam penanganan gizi di Jawa Timur, ia yakin dengan sumber daya yang ada di Unusa,  akan bisa menangani untuk permasalahan ini.