Demi Bertahan Hidup, Istri Penjual Pentol di Surabaya Gadaikan Kartu PKH

Vita, istri penjual pentol warga pogot Surabaya/ist
Vita, istri penjual pentol warga pogot Surabaya/ist

Demi bertahan hidup akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang kini berubah menjadi PPKM Level 3-4 di masa pandemi Covid-19.


Seorang ibu di Surabaya yang memiliki empat orang anak terpaksa menggadaikan kartu Program Keluarga Harapan (PKH) miliknya.

Langkah yang dilakukan istri penjual pentol ini lantaran pendapatan suaminya turun drastis akibat sekolah Wachid Hasyim tutup dan memilih pembelajaran lewat daring.

"Karena sekolah sekarang online, gak sekolah. Jadinya harus keliling. Penghasilannya kurang," kata Vita yang merupakan warga Pogot Surabaya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (26/7).

Dari gadai kartu PKH itu menurut Vita, ia hanya menerima uang dengan jumlah ratusan ribu rupiah. 

"Gadaikan Rp 500 ribu," ujarnya.

Nah untuk menebus kartu PKH itu bila dibutuhkan mengambil pencairan bantuan, Vita mengaku juga menyiapkan uang lebih.

Ia mengaku setiap bulannya menyisihkn Rp 50 ribu sebagai bunganya.Setelah bantuan cair, Vita kembali menggandaikan kartu PKH itu.

"Kita misalnya butuh ambil bantuan nebus dulu PKH. Bisanya kita cari uang Rp 550 ribu ambil kartu. Kalau selesai kita gadaikan lagi. Pakai bunga. Jatuh tdmpo satu bulan tanggal 21," ungkapnya.

Menurut Vita, untuk mendapatkan pinjaman uang, tak hanya kartu PKH saja yang menjadi jaminan. Namun ada syarat lainnya yang harus dipenuhi.

"Kartu PKH, kartu KIP (Kartu Indonesia Pintar) sama akte kelahiran punya anak saya," paparnya.

Bahkan tak cukup modal kartu dan akte saja, tetapi pegadaian ini lanjut Vita dilakukan sembunyi-sembunyi.

Penerima gadai ini hanya melayani seseorang yang dikenalnya saja.

"Kan sembunyi sembunyi gak semua nerima gituan. Jadinya tertentu aja," jelasnya.

Mak dari itu, Vita berharap pemerintah lebih serius lagi memberikan perhatian bagi warga yang tak memiliki penghasilan tetap seperti UMKM.

"Ya seharusnya ada bantuan. Kalau denger-denger UMKM bisa. Suami saya akan ngajukan. Untuk pedagang-pedagang disini banyak yang jualan tidak ada yang dapat," harapnya.