Pembangunan Rumah Oksigen di Kawasan SIER Siap Beroperasi

Laksamana Pertama TNI dr Agus Guntoro beserta direksi PT SIER meninjau rumah sakit darurat/Ist
Laksamana Pertama TNI dr Agus Guntoro beserta direksi PT SIER meninjau rumah sakit darurat/Ist

Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Laut (Kadiskesal) Laksamana Pertama TNI dr Agus Guntoro, meninjau persiapan Rumah Oksigen Jawa Timur, yang berada di kawasan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Jumat (13/8).


Saat melakukan tinjuan, Laksamana Pertama TNI dr Agus Guntoro,  didampingi Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT SIER, Silvester Budi Agung, Kepala Divisi SIER Teguh Rudi Siswanto, Direktur Utama Samator Group Rachmat Harsono dan sejumlah perwira TNI AL.

“Hari ini saya mengecek persiapan Rumah Oksigen Jawa Timur, persis seperti yang sudah ada di Pulo Gadung, Jakarta. Rumah sakit ini berdiri berkat peran bersama antara pengusaha, beberapa kementerian yakni Kemenko Marves, Kementerian Kesehatan, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, TNI AL, Samator dan SIER,” ujar Laksamana Pertama TNI dr Agus Guntoro SpBS, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, di sela peninjauan.

Menurut dia, pembangunan rumah oksigen sudah mencapai 95 persen dan siap dioperasikan minggu depan. Sisa 5 persen hanya soal kerapian, kebersihan dan pemasangan sekat-sekat yang dibutuhkan.

“Di rumah oksigen ini fasilitasnya sangat memadahi. Ada 76 bed dengan jalur oksigen. Ini kelebihan dari fasilitas isoter (isolasi terpusat) ini, dibanding isoter lainnya. Sumber oksigennya diambil langsung dari pabriknya, Samator yang kebetulan berada disebelahnya. Jadi 24 jam dipastikan tidak akan kekurangan oksigen,” ungkapnya.

Untuk pengoperasionalan rumah oksigen ini, kata Laksamana Pertama TNI dr Agus Guntoro, sudah masuk kategori rumah sakit darurat, sehingga  harus menginduk rumah sakit yang ada. 

“Rumah oksigen ini nanti akan menginduk pada Rumah Sakit Marinir Ewa Pangalila,” jelasnya.

Karena menginduk RS Marinir Ewa Pangalila, lanjutnya, semua tenaga kesehatan akan diambilkan dari rumah sakit tersebut. Setiap hari akan ada dokter dan perawat yang menjaga selama 24 jam. Selain itu juga akan ada relawannya.

“Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan agar semua orang yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19 agar tidak isolasi mandiri, tapi dirawat di isoter agar terkontrol. Selama ini angka kematian isolasi mandiri cukup tinggi karena tidak ada yang mengontrol,” ungkapnya.

Teknis masyarakat yang akan dirawat di Rumah Oksigen Jawa Timur yang beralamatkan di Jalan Berbek Industri I Nomor 23B ini, berasal dari rujukan yang dikirim dari puskesmas.

“Setelah izin operasional keluar, puskesmas bisa kirim masyarakat yang positif Covid-19. Kemudian akan ditriase masuk kategori ringan sedang atau berat. Kalau ringan sedang bisa dirawat. Tapi kalau masuk kategori sedang berat, harus dirawat di rumah sakit,” pungkasnya.