Suara Mesin Jahit di Balik Jeruji: Asa Baru dari Rutan Perempuan Surabaya

Bantuan CSR untuk penghuni rutan perempuan
Bantuan CSR untuk penghuni rutan perempuan

Siang itu, matahari bersinar terik, membakar sudut-sudut jalanan di Kota Delta. Asap tipis mengepul dari permukaan aspal yang memancarkan gelombang panas, menekan setiap langkah yang melintas. Teriknya terasa menggigit, seolah menindih perlahan setiap inci kulit yang terkena paparan.


Di tengah hawa menyengat itu, semangat tim dari PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) tetap menyala, melangkah mantap menuju Rumah Tahanan Negara (Rutan) Perempuan Kelas IIA Surabaya. Mereka membawa satu tujuan mulia: menyampaikan secercah harapan melalui penyerahan bantuan CSR bagi para warga binaan.

Rombongan yang dipimpin Kepala Departemen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dan  Keberlanjutan PT SIER, Puspita Ernawati, tiba di rutan yang berlokasi di Desa Kebonagung, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo sekitar pukul 13.30 WIB, dan disambut dengan hangat Kepala Subseksi Bimbingan Kegiatan, Comi Hendariswati.

Setelah menjalani prosedur keamanan ketat, termasuk pemeriksaan dan penyerahan tanda pengenal, rombongan diarahkan menuju aula utama rutan. Di sinilah prosesi serah terima bantuan CSR secara simbolis dilaksanakan.

Serah terima bantuan dilakukan oleh Puspita Ernawati, dan diterima langsung oleh Kepala Rutan, Widyawati, didampingi jajaran pejabat struktural, antara lain Kepala Pengamanan Rutan (KPR) Emma Maria Rompas, Kasubsi Pengelolaan Nurul Alvi Yanti, Kasubsi Pelayanan Tahanan Putri Rahmawaty H., serta Kasubsi Bimbingan Kegiatan Comi Hendariswati.

Selepas acara seremonial, Widyawati mengajak rombongan SIER meninjau hasil-hasil bantuan yang telah diterima. Di antaranya adalah pembangunan green house lengkap dengan dua set alat hidroponik, traktor pertanian, sumur bor, mesin pompa, tandon air, dua gerobak, oven pembuat kue, peralatan salon, serta mesin jahit.

Dalam salah satu ruangan sederhana di balik dinding-dinding rutan, suasana penuh semangat terasa hidup. Seorang perempuan paruh baya, Herna, tampak tenggelam dalam kesibukannya di hadapan sebuah mesin jahit baru, hasil bantuan dari SIER. Dengan penuh konsentrasi, ia menggerakkan jari-jemarinya lincah di atas kain berwarna merah muda, seolah menari mengikuti irama benang dan jarum.

Setiap helai kain yang dijahit Herna bukan sekadar hasil karya, melainkan rajutan mimpi. Dengan setiap tarikan benang, ia menenun asa, menjalin harapan akan kehidupan baru yang lebih baik setelah masa hukuman berakhir.

"Menjahit membuat saya merasa senang dan bahagia," ujar Herna lirih, sesekali memeriksa hasil jahitannya yang rapi. Baginya, mesin jahit ini bukan sekadar alat, melainkan jembatan menuju masa depan. Sebuah masa depan di mana ia bercita-cita membuka usaha jahit kecil-kecilan. Menjahit, bagi Herna, adalah janji kepada dirinya sendiri untuk merajut hidup baru yang lebih bermakna.

Program ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan warga binaan yang diinisiasi oleh SIER, sebagai manifestasi nyata komitmen perusahaan dalam mendukung proses rehabilitasi sosial. Melalui pelatihan keterampilan, diharapkan para warga binaan dapat membangun kembali rasa percaya diri, kemandirian, serta membuka peluang kehidupan yang lebih baik saat kembali ke tengah masyarakat.

Di tengah teriknya siang dan deru mesin jahit yang berdengung pelan, semangat yang tak kalah membara mengisi ruang itu. Semangat untuk menyusun kembali masa depan dari potongan-potongan masa lalu.

Dalam kesempatan itu, Kepala Rutan Widyawati menyampaikan apresiasi mendalam kepada PT SIER atas kontribusi CSR yang diberikan. Ia menilai bahwa bantuan tersebut sangat mendukung program pembinaan dan pengembangan kemandirian warga binaan.

“Bantuan berupa pompa air, green house, alat pertanian, oven, serta berbagai peralatan keterampilan lainnya menjadi modal berharga dalam membangun kompetensi dan kesiapan warga binaan untuk kembali berkontribusi di masyarakat,” ujarnya.

Widyawati juga berharap agar sinergi antara rutan dan sektor swasta ini dapat terus berlanjut dan berkembang, mengingat keberhasilan program pembinaan tidak mungkin dicapai tanpa dukungan aktif dari berbagai pihak eksternal.

“Kami mendoakan agar bantuan ini menjadi amal jariyah, membawa keberkahan, dan turut mendukung kesuksesan PT SIER di masa mendatang,” ungkapnya.

Sementara itu, mewakili PT SIER, Puspita Ernawati menegaskan bahwa program CSR ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya dalam aspek pendidikan vokasi, pemberdayaan perempuan, dan peningkatan kualitas hidup.

"Kami di PT SIER percaya bahwa keterampilan yang dibangun di dalam rutan merupakan kunci penting dalam mendorong reintegrasi sosial yang positif. Melalui pelatihan keterampilan ini, kami berharap para warga binaan memperoleh bekal yang berguna, meningkatkan kepercayaan diri, serta siap untuk kembali berkontribusi secara produktif di masyarakat," tegas Puspita.

Melalui penyelenggaraan program ini, diharapkan tercipta sinergi kuat antara sektor industri dan lembaga pemasyarakatan dalam membangun sumber daya manusia yang lebih berdaya saing, mandiri, dan produktif. 

Terpisah, Asisten Deputi Bidang TJSL Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Edi Eko Cahyono, menyampaikan apresiasi atas inisiatif SIER yang menggelar program pemberdayaan masyarakat di Rutan Perempuan Kelas IIA Surabaya. Program ini dinilai sebagai bentuk nyata kehadiran BUMN dalam memberikan kontribusi sosial yang berdampak langsung bagi masyarakat, khususnya warga binaan perempuan.

“Program pemberdayaan melalui TJSL yang dilakukan oleh SIER di Rutan Perempuan Surabaya mencerminkan semangat BUMN untuk hadir memberi makna, tidak hanya melalui aspek bisnis, tetapi juga lewat kontribusi sosial yang berdampak langsung,” ungkap Edi.

Lebih lanjut, pihak Kementerian menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan cerminan dari implementasi core values AKHLAK yakni Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, yang menjadi pedoman perilaku seluruh insan BUMN. 

Selain itu, lanjut Edi, program tersebut dinilai sejalan dengan pilar TJSL berbasis Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam mendukung upaya reintegrasi sosial, pemberdayaan perempuan, serta peningkatan kualitas hidup pasca-masa tahanan.

“Sinergi seperti ini patut didorong agar semakin banyak warga binaan yang mampu bangkit dan mandiri setelah menjalani masa hukumannya,” tandasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news