World Humanitarian Day 2021, LPBI NU Beri Penghargaan Relawan Covid-19

Adi Sutrisno, Ketua PC LPBI NU) Kota Kediri, Jawa Timur/Ist
Adi Sutrisno, Ketua PC LPBI NU) Kota Kediri, Jawa Timur/Ist

Dalam rangka memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia (World Humanitarian Day) pada 19 Agustus 2021, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) memberikan penghargaan kepada pribadi inspiratif yang aktif melakukan perlawanan terhadap pandemi Covid-19.


Orang tersebut adalah Adi Sutrisno, Ketua Pimpinan Cabang Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (PC LPBI NU) Kota Kediri, Jawa Timur.

Menurut M. Ali Yusuf, Ketua LPBI NU PBNU mengatakan, Peringatan World Humanitarian Day 2021 mengambil tema "The Human Race”. 

"Tema ini sangat sesuai dengan karakter Adi yang terus berlari kencang melakukan sekian banyak upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat dan mendukung masyarakat untuk mengurangi dampak Covid-19 melalui aneka ragam kegiatan," kata Ali Yusuf dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/8).

Menurut Ali Yusuf, pria berusia tiga puluh delapan tahun kelahiran Kota Kediri, Jawa Timur ini dalam merealisasikan gagasannya, melakukan komunikasi dan koordinasi dengan LPBI NU PWNU Jawa Timur serta LPBI NU PBNU agar segala aktivitas yang dia rancang dan rencanakan sesuai dengan mekanisme dan protokol yang telah ditetapkan Pemerintah. 

"Adi yang sudah empat tahun menjadi Ketua PC LPBI NU Kota Kediri pun didaulat menjadi Ketua Satuan Tugas (Satgas) NU Peduli Covid-19 PCNU Kota Kediri.

Ratusan rumah ibadah, rumah warga dan sarana publik di wilayah Kota Kediri dan sekitarnya telah dilakukan disinfeksi secara simultan, kemudian telah dibantu pengadaan fasilitas cuci tangan, hand sanitizer, masker kepada jamaah yang melakukan ibadah," terangnya.

Selain itu juga dibuatkan protokol jaga jarak dalam ibadah, serta sosialisasi dan edukasi kepada jamaah secara rutin dilakukan agar jamaah selalu waspada terhadap Covid-19 di manapun mereka berada. Protokol penyelenggaran sholat tarawih, sholat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha diterapkan setelah Adi bersama LPBI NU Kota Kediri melakukan sosialisasi dan edukasi.

Pria yang saat ini juga menjabat sebagai Lurah Burengan setelah sebelumnya menjadi Kasi Percepatan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Kediri bersama Relawan LPBI NU PCNU Kota Kediri, membantu kepulangan para santri di beberapa pondok pesantren di wilayah Kota Kediri dengan pengawalan ketat protokol kesehatan ataupun keluarga yang menjemput dengan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Tim Kesehatan Kota Kediri dan Gugus Tugas Covid-19.

"Begitu juga, saat aktivitas pondok pesantren akan dimulai dengan kembalinya para santri ke asrama. Adi berkoordinasi dengan beberapa pondok pesantren untuk memastikan sebelum para santri kembali, asrama dan semua fasilitas yang ada di pesantren benar-benar steril dari Covid-19. Maka, penyemprotan disinfektan, penyiapan masker, hand sanitizer, tempat cuci tangan, bilik isolasi mandiri, ruang kesehatan disiapkan di setiap pondok pesantren sebelum para santri datang," jelsnya.

Para santri yang kembali ke pondok pesantren, lanjut Ali Yusuf, oleh Adi dibuat beberapa gelombang dan menerapkan pembatasan fisik, pengukuran suhu, sterilisasi barang bawaan dan pengantar dilarang masuk ke asrama.

Ditambahkannya, aktivitas Adi dalam ikut mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Kediri, ternyata menginspirasi LPBI NU di daerah lain. LPBI NU Kabupaten Sidoarjo misalnya, meminta Adi memberikan sharing pengalamannya dalam aktivitas melawan wabah Covid-19 serta Pembentukan DESTANA (Desa Tangguh Bencana). 

Kegiatan lain dalam menanggulangi dampak Covid-19, pria yang juga anggota IABI (Ikatan Ahli Bencana Indonesia) ini melakukan distribusi bantuan paket sembako kepada warga di beberapa desa yang terdampak pandemic terutama mereka tengah melakukan isolasi mandiri di rumahnya. 

"Adi bersama relawan memberikan paket sembako, obat dan vitamin seta melakukan pendampingan psikososial kepada masyarakat di Kelurahan Ketami, Kelurahan Betet dan Kelurahan Burengan serta kampanye stop stigma negatif Covid-19," ujarnya.

Di mata Ali Yusuf, menjadi relawan Covid-19 merupakan panggilan jiwa bagi Adi. Dia sudah sering terlibat aktif dalam menangani bencana alam dari skala desa hingga nasional. Tetapi menjalankan tugas kemanusiaan dalam penanganan dan pencegahan Covid-19 merupakan sebuah pengalaman baru yang penuh dengan tantangan. 

"Bagi Adi tiada hari tanpa melawan Covid-19. Oleh karena itu, aktivitas kesehariannya adalah mengerahkan sumber daya yang dia miliki termasuk menggerakkan relawan untuk melakukan perlawanan terhadap Covid-19," ucapnya.

Banyak tantangan yang dihadapi dalam menjalankan tugas di masa pandemi Covid-19. Sebagai garda terdepan dalam penanggulangan pendemi Covid-19 tantangan yang terberat adalah kekhawatiran terinfeksi di tengah menjalankan misi kemanusiaan. 

Selain itu, kurang dan susahnya masyarakat untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan dan disosialisasikan oleh pemerintah juga menjadi sebuah tantangan dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. 

"Di Kelurahan Burengan, Adi menginisiasi pengecekan SpO2 warga isoman dengan oximeter dan satu-satunya Lurah di Kota Kediri yang melaksanakan pemantauan tersebut dan Adi juga pertama yang mempelopori pengibaran bendera zona per RT saat pemberlakuan PPKM Mikro dilaksanakan," ungkapnya.

Dengan relasi yang banyak termasuk PT Pegadaian, maka Adi mendapat bantuan paket sembako. Adi juga membagikan vitamin C kepada RT/RW, kader kesehatan, LPMK bantuan dari LPBI NU PCNU Kota Kediri.

Sejak Juli 2020 hingga Maret 2021, Adi dalam posisinya sebagai Koordinator Tim Lokal melaksanakan program Penguatan Ketangguhan Masyarakat dalam Menghadapi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru (PKMM Covid-19). 

"Program ini merupakan kerjasama antara LPBI NU dengan SIAP SIAGA Palladium dengan dukungan pendanaan dari DFAT Australia.  Dalam program tersebut, Adi mengkoordinir tim yang berasal dari LPBI NU PCNU Kota Kediri dan memobilisasi 98 orang Kelompok Kerja (Pokja) yang berasal dari perwakilan masyarakat di tingkat Rukun Warga (RW) untuk melakukan serangkaian kegiatan di 14 RW di daerahnya dalam lingkup pencegahan Covid-19 meliputi: pendataan warga terpilah berbasis geospasial, kampanye publik melalui poster dan banner serta sosialisasi melalui rumah ibadah, penyediaan beberapa fasilitas pendukung untuk pencegahan Covir-19 berupa masker dan alat cuci tangan portabel yang diperuntukkan bagi seluruh warga di daerah program," tandasnya.

Kemudian bersama stakeholder tingkat RW dan desa menyusun SOP pencegahan Covid-19 yang dipublikasi melalui baliho, juga SOP Karantina bagi suspek sekaligus menyediakan fasilitas karantina. 

Selain itu, paket bahan pokok makanan didistribusikan kepada kelompok masyarakat yang paling terdampak Covir-19 termasuk kelompok rentan di daerah program menggunakan mekanisme non tunai. 

"Program tersebut berlanjut dan dilaksanakan pada Juni 2021 Juni 2022 dengan lingkup yang lebih luas tidak hanya terkait pandemi Covid-19 tetapi juga penanggulangan bencana khususnya pengurangan risiko bencana dengan nama Penguatan Ketangguhan Masyarakat dan Menghadapi Covid-19 dan Bencana Alam (PKMM-CBA)," demikian Ali Yusuf.