Dosen FT UNESA Rancang Mesin Tempering Otomatis untuk Tingkatkan Produktivitas Kopi Ledug

Bantu produktivitas petani/Ist
Bantu produktivitas petani/Ist

Dosen Fakultas Teknik Unesa merancang mesin tempering otomatis untuk menungkatkan produktivitas Kopi Ledug lewat Program Kemitraan Masyarakat yang didanai Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Anggaran 2021.


“Selama ini, sistem pemasaran produk mitra sudah online, tapi belum maksimal, karena itu kita optimalkan agar makin efektif dan efisien,” kata Ketua PKM, Setya Chendra Wibawa, melalui keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (25/9).

Menurutnya, Kopi Ledug selain memiliki cita rasa yang beragam dengan sistem pemetikan dan produksinya yang khas, juga memiliki nilai jual dan peluang sebagai basis wisata. Suasana hamparan perkebunan kopi yang memesona cocok dikembangkan sebagai wisata Kopi Ledug. 

Pengembangan Wisata Edukasi Kopi ke depannya, Mitra Karya Tani berencana mengembangkan wisata edukasi kopi. Pengunjung selain bisa menikmati varian kopi lereng Gunung Welirang itu, juga bisa merasakan dan belajar langsung mulai dari cara budi daya kopi, roasting, hingga cupping kopi.

“Nanti ada kelasnya, pengunjung bisa belajar dan menambah wawasan tentang kopi di sana,” kata Setya Chendra.

Potensi dari perpaduan cita rasa dan wisata edukasi kopi itulah yang menurutnya perlu disebarkan secara luas. 

Ia berharap, dengan bantuan pemanfaatan teknologi tepat guna dan manajemen pemasaran berbasis teknologi digital itu bisa meningkatkan produktivitas produksi dan menaikkan angka penjualan Kopi Ledug. 

“Kita niatnya bantu para petani kopi, dan dorong kemajuan bisnis kopi di sana (Prigen),” ucapnya.

Dalam membantu Mitra Karya Tani tersebut, beberapa waktu lalu dosen Fakultas Teknik Unesa terdiri dari Setya Chendra Wibawa, S.Pd., M.T., Dwiarko Nugrohoseno, S.Psi., M.M dan Dyah Riandadari, S.T., M.T., 

Mesin tempering yang dirancang tim dosen Unesa  tersebut memiliki beberapa kelebihan, yakni proses pendinginan biji kopi lebih cepat yakni hanya sekitar 45 menit, sementara sebelumnya memakan waktu sampai 75 menit. 

Mesin itu memiliki kapasitas sekitar 280 kg dan berbeda jauh dari kapasitas sebelumnya yakni hanya sekitar 100-125 kg saja. 

Tentu mesin tersebut sudah otomatis menggantikan sistem pendinginan yang sebelumnya masih manual. 

Perlatan dan mesin sudah diserahkan kepada ketua Gapoktan Mitra Karya Tani, Widi Prayitno. 

Kemudian dari sisi manajemen pemasaran, upaya mitra juga belum optimal dan cenderung berbasis informasi dari mulut ke mulut. Karena itulah, Unesa melakukan rancang bangun, beri pelatihan dan pendampingan sistem dan media pemasaran produk dengan memanfaatkan teknologi digital seperti website dan media sosial.

Kopi Ledug merupakan tumpuan kesejahteraan para petani dan ekonomi masyarakat kawasan Prigen. Ia berharap, bantuan teknologi tepat guna dan pendampingan itu dapat meningkatkan produktivitas Kopi Ledug dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani kopi dan masyarakat kawasan Prigen. 

Upaya dan kontribusi Unesa untuk petani kopi Ledug bukan kali ini saja. Sebelumnya, 2012, Unesa juga terlibat dalam riset cita rasa kopi Ledug. 

“Sinergi dan kontribusi UNESA untuk petani kopi akan terus berlanjut dan berkembang ke tahap berikutnya dan merambat ke bidang-bidang lain,” pungkasnya.