Cara Poliwangi Bantu Pulihkan Ekonomi Warga Saat Pandemi

Peserta tim Pengabdian Poliwangi dari perwakilan PKK Desa Kluncing, Banyuwangi/RMOLJatim
Peserta tim Pengabdian Poliwangi dari perwakilan PKK Desa Kluncing, Banyuwangi/RMOLJatim

Di masa pandemi Covid-19 tidak sedikit warga yang mengalami penurunan pemasukan. Namun, mahasiswa di Banyuwangi mempunyai cara membantu warga memulihkan kondisi perekonomian.


Hal itu dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi). Setidaknya terdapat tiga mahasiswa yang melakukan pengabdian di Kampoeng Ikan, Desa Kluncing, Kecamatan Licin Banyuwangi.

Sebagai informasi, di Kampoeng Ikan ini terdapat area budidaya ikan yang terletak di saluran irigasi. Tepatnya di depan rumah-rumah warga dengan panjang 600 meter dan lebar 150 sentimeter.

Sebelumnya, saluran irigasi pertanian itu hanya digunakan untuk mencuci, perabot rumah tangga, perabot dapur dan sejenisnya. Nah, sejak 1 tahun terakhir, saluran tersebut digunakan untuk membudidayakan ikan-ikan air tawar.

Saat ini, kondisi saluran irigasi di kampung tersebut menjadi lebih bersih. Tidak ada lagi plastik bekas deterjen, pewangi pakaian, ataupun plastik bekas sabun lainnya.

Pemanfaatan saluran irigasi sebagai tempat budidaya ikan itu, menjadi ide kreatif sekaligus memiliki daya tarik. Saat ini, upaya menjadikan Kampoeng Ikan sebagai destinasi wisata baru masih dalam tahap pengembangan.

Setelah melakukan observasi, Tim Pengabdian Poliwangi memiliki inisiatif untuk mengadakan pelatihan. Yakni pembuatan abon ikan tombro yang telah dibudidayakan oleh warga.

"Oleh karenanya, Kampoeng Ikan ini butuh pengembangan unsur daya tarik wisatanya. Salah satunya adalah pengembangan oleh-oleh yang bisa diproduksi masyarakat sekitar sebagai kegiatan pendukung wisata," ujar Ketua Tim Pengabdian Poliwangi, Aprilian Divi Yustita, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (27/9).

Lantaran masih suasana pandemi, Tim Pengabdian Poliwangi hanya mengajak enam (6) orang ibu-ibu PKK Desa Kluncing yang dapat mengikuti pelatihan pembuatan abon ikan.

"Dengan pelatihan ini, masyarakat sekitar dapat berpartisipasi dalam menciptakan oleh-oleh khas destinasi wisata ini berupa abon ikan tombro yang diberi merek 'Abon Itom'. Itom diambil dari nama ikan tombro," jelasnya.

Selain dapat dijadikan oleh-oleh khas daerah tersebut, abon tersebut juga dapat diproduksi secara besar, sehingga dapat menjadi alternatif dalam pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi.

Selama pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat itu berlangsung, tim dari Poliwangi juga mengajak masyarakat untuk menerapkan disiplin protokol kesehatan. 

Mulai selalu memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, hingga rutin mengonsumsi vitamin dan makanan yang sehat.

Dengan kegiatan tersebut, kata Divi Yustita, diharapkan dari kegiatan pemberdayaan itu masyarakat dapat menggali potensi yang ada. 

Seperti mengolah produk setengah jadi menjadi siap konsumsi, sehingga dapat bernilai ekonomi. Apalagi di saat pandemi Covid-19 ini belum berakhir.

"Kami harap ilmu yang ditularkan bermanfaat saat pandemi seperti ini. Dan dapat ditularkan pula ke yang lain oleh masyarakat yang sudah mengikuti pelatihan," tutupnya.