Vaksin Malaria Ditemukan

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan parasit plasmodium dan telah menyebabkan kematian 400.000 penderita per tahun. Penyakit ini ditularkan melalui infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria Anopheles.


“Nyamuk Anopheles banyak ditemukan di daerah dengan iklim sedang seperti Indonesia, India dan Afrika,” kata Juru Bicara Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica, seperti dikutip Kantor Berita RMOL Jatim, Sabtu (9/10)

Menurut Dewi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan penggunaan vaksin malaria kepada anak-anak di Afrika dan wilayah lain di seluruh dunia dengan risiko penularan malaria yang tinggi.

“Vaksin malaria bernama RTS,S yang juga dikenal sebagai Mosquirix telah dikembangkan perusahaan farmasi Ingrris GlaxoSmithKline. Vaksin tersebut telah dilakukan uji klinis dan diberikan pada 8.000 anak-anak di wilayah Afrika sejak tahun 2019. Hasil uji klinis tersebut menunjukkan bahwa vaksin tersebut mampu mencegah 39% kasus malaria diantara anak-anak di Afrika,” jelasnya.

Dewi menerangkan penelitian juga dilakukan di London oleh London School of Hygiene & Tropical Medicine (LSHTM). Mereka mengemukakan bahwa ketika anak-anak diberi obat antimalaria dan vaksin RTS,S maka terjadi penurunan 70% kasus malaria rawat inap atau kematian.

“Atlit PON XX Papua asal Kabupaten Probolinggo yang kembali ke wilayah Kabupaten Probolinggo telah dilakukan deteksi dini malaria. Atlit tersebut telah dilakukan skrining tes rapid malaria saat kedatangan dan akan dilakukan tes rapid saat kembali,” terangnya.

Namun, masyakarat diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan serta kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat.

“Kebersihan lingkungan dan kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi perkembangan nyamuk anopheles penyebab malaria,” pungkasnya.