Soal Penutupan ITM, Mahasiswa Minta Pertanggungjawaban Yayasan Dwi Warna

 Aksi mahasiswa ITM/RMOLSumut
Aksi mahasiswa ITM/RMOLSumut

Penutupan operasional Institut Teknologi Medan (ITM) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) masih memunculkan berbagai polemik.


Kalangan mahasiswa mulai melakukan aksi untuk meminta pertanggungjawaban yayasan Dwi Warna selaku yayasan yang menaungi ITM atas penutupan yang secara langsung merugikan mereka, Jumat (15/10). 

Aksi pemboikotan ini mereka lakukan dengan berunjuk rasa dan memasang spanduk "Yayasan Dwi Warna Diboikot Mahasiswa" pada dua gerbang masuk kampus yang beralamat di Jalan Gedung Arca tersebut.

Koordinator Aksi Boikot Kampus ITM, Rizki Ari Sirait mengatakan, tujuan dari pemboikotan ini untuk menghadirkan ketua yayasan Dwi warna Munajat SE untuk bertanggung jawab dan menemui mahasiswa. 

"Karena sebelumnya sudah dikeluarkan SK pemutusan atau pencabutan dati Kemendikbud Ristek dan telknologi dan beliau sebagai ketua yayasan mengindahkan hal itu dan mengeluarkan surat edaran (SE)," kata Rizki, dilansir dari Kantor Berita RMOLSumut.

Disebutkan, pihaknya mahasiswa juga sebelumnya telah mencoba menemui pihak yayasan dengan mendatangi rumahnya. Namun hasilnya, kepala yayasan tidak berada di rumah sejak surat edaran itu dikeluarkan. 

"Tuntutan kita ada dua, yang pertama kita minta pertanggungjawaban yayasan sosial Dwi warna terhadap status mahasiswa. Yang kedua melakukan pers rilis didepan seluruh mahasiswa," ujarnya. 

Dia menjelesakan, mahasiswa meminta kepala yayasan menginstruksikan seluruh jurusan untuk mempercepat proses administrasi. Pasalnya, dalam SK pencabutan izin itu diterangkan bahwa penyelesaian akademik dan non akademik hanya bisa diselesaikan dalam waktu 1 tahun. 

Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga sudah mempertanyakan hal itu kepada Lemabag Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumut. Namun jawaban yang mereka dapatkan, prosesnya dikembalikan kepada yayasan. 

"Setelah surat edaran dikeluarkan ketua yayasan belum mengeluarkan stetment apapun. Kasian juga rekan-rekan kita yang menyelesaikan akademik tapi masih terkatung-katung begitu," ungkapnya. 

Untuk itu, mahasiswa berharap yayasan segera mendatangi mahasiswa. Dia juga menegasakan aksi pemboikotan ini tidak akan berakhir sampai pihak yayasan menemui mereka. 

"Hari ini pemerintah telah membiarkan mahasiswa, padahal secara unang-undang pemerintah wajib mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah hari ini telah gagal memperhatikan generasi penerus bangsa kedepan," sebutnya. 

"Kami berharap pemerintah melihat atau memperhatikan ada 3 ribu lebih mahasiswa yang terlantar dah hak hak mereka yang ditindas oleh yayasan," pungkasnya.