Usia Produktif Dominasi Pengidap HIV-AIDS, Wali Kota Malang Minta Kesadaran Masyarakat Untuk Melapor

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji/ Ist
Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji/ Ist

Usia produktif 15 hingga 59 tahun menjadi dominasi pengidap AIDS di Kota Malang. Maka dari itu Wali Kota Malang, Drs. H. meminta kerjasama seluruh pihak masyarakat untuk memiliki kesadaran melaporkan penyakit tersebut. Hal itu dilakukan agar pengidap penyakit AIDS segera tertangani.


"Tak hanya kesadaran masyarakat untuk melaporkan. Namun, juga perlunya edukasi dan literasi bagi masyarakat tentang bahaya AIDS.  Peran Pemkot untuk mengatasinya, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB). Yang mana, kita sudah ada kerjasama dengan klinik rehabilitasi, untuk penguatan saudara-saudara kita yang terinveksi virus HIV, sehingga punya motivasi hidup,” ungkap Sutiaji dalam memperingati Hari AIDS Sedunia per 1 Desember. 

Selain itu, orang nomer satu di Kota Malang itu menyampaikan, bahwa pihaknya terus berupaya dalam menginventarisir penyebaran yang menurutnya tergolong masif.

“Peran Pemerintah Kota (Pemkot) tentunya menginventarisir, karena justru HIV penyebarannya yang masif. Jadi suaminya yang terkena, tidak terasa yang menjadi pasif anak dan ibunya,” tutur Wali Kota Sutiaji, Rabu (01/12). 

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif, menjelaskan bahwa hampir 560 penderita HIV-AIDS yang berobat di Kota Malang.

“Artinya on treatment di Kota Malang, angkanya segitu. Nah yang ber-KTP Kota Malang hanya sekitar 10 persennya, dengan rata-rata usia produktif 15 sampai 59 tahun,” ujar dr Husnul.

Lebih jauh, dr Husnul juga menyampaikan, banyak faktor yang menyebabkan terjangkitnya seseorang ke dalam virus HIV. Namun berdasarkan data yang diperoleh selama pandemi Covid-19 tak ada peningkatan kasus HIV yang signifikan. Pasalnya, perubahan perilaku masyarakat yang peduli terhadap protokol kesehatan (Prokes).

"Beberapa faktor lain yang memicu dari pada penularan virus HIV yakni seperti seks bebas, maupun penggunaan narkoba dari suntikan. Akan tetapi saat ini, masyarakat mulai ada perubahan perilaku pola hidup sehat. Apalagi saat ini pandemi Covid-19, " tambahnya. 

Ia juga menegaskan, bahwa Dinkes Kota Malang akan terus berusaha untuk mewujudkan three-zero. 

"Pertama kosong untuk penderita HIV baru, kemudian juga kosong untuk stigma serta diskriminasi, dan yang ketiga adalah zero untuk meninggal karena HIV. Sehingga untuk mengupayakan itu, kami ada kegiatan evaluasi di dalam pencegahan dan penanganan HIV-AIDS. Yaitu dengan melibatkan 1 Faskes, 16 Puskesmas, dan 10 Rumah Sakit di Kota Malang. Kemudian kita juga melibatkan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang mengampu beberapa kelompok yang rentan terhadap virus HIV,” bebernya. 

Sedangkan mengenai treatment, Dinkes Kota Malang disupport oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) untuk pasokan obat-obatan. 

"Kemenkes mensupport penuh mengenai obat. Untuk mengenai jumlahnya, berdasarkan banyaknya penderita HIV yang diobati on treatment di Kota Malang. Nah itu biasanya diberi space 3 bulan kedepan,” pungkasnya.[adv]