Jokowi Diingatkan Kalau Reshuffle Jangan Cari Orang yang Berambisi Nyapres 

Presiden Jokowi/Net
Presiden Jokowi/Net

Perombakan kabinet atau reshuffle dikabarkan tidak lama lagi akan dilakukan Presiden Joko Widodo. Tepatnya, akan dilakukan pada Rabu Pahing yang jatuh pada 22 Desember.


Sejumlah nama mulai mengemuka, baik akan dicopot, digeser atau bahkan menjadi anggota baru di kabinet. Diantara yang dikabarkan akan digeser ada Kepala KSP Moeldoko yang dikabarkan akan mengusi kursi Menteri Agraria dan Tata Ruang.

Selain itu, mantan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang dikabarkan akan menjabat kursi Kepala KSP. Begitu juga Partai Amanat Nasional (PAN) yang belum mendapatkan kursi kabinet sejak menjadi anggota koalisi pemerintah.

Bagi Direktur Eksekutif Median Rico Marbun, tidak terlalu mendesak bagi Presiden Jokowi melakukan reshuffle. Apalagi, jika hanya untuk membagi jabatan atau kekuasaan dengan wacana memasukkan Hadi Tjahjanto atau membagikan kursi menteri untuk PAN.

"Reshuffle itu tidak penting sekarang kalau pertimbangannya hanya bagi-bagi jatah kuasa politik," ujar Rico Marbun dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (15/12).

Kalaupun ingin melakukan reshuffle, kata Rico Marbun, baiknya Jokowi memilih figur yang tidak merepresentasikan partai politik dan tidak berambisi menjadi calon presiden di Pemilu Serentak 2024.

"Untuk tantangan yang besar di 2024, sebaiknya Jokowi memilih menteri yang tidak punya ambisi jadi Capres," katanya.

Jika reshuffle tetap diisi oleh kalangan partai politik atau orang yang punya ambisi nyapres, Rico khawatir Jokowi akan berjalan sendiri memimpin negara sampai akhir masa jabatannya nanti.

"Karena mendekati akhir 2024, posisi Jokowi akan kesepian," pungkasnya.