Reshuffle

Rencana reshuffle menteri kabinet Joko Widodo pada hari ini, Rabu (25/10), sangat mungkin menjadi perombakan kabinet secara besar-besaran. Di mana, Jokowi berpeluang besar me-reshuffle menteri asal PDI Perjuangan dan Partai Nasdem, menyusul manuver Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal cawapres bagi Prabowo Subianto. 

Pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo pada Senin sore (17/7) di Istana Negara dikabarkan tak membahas isu krusial terkait hubungan dua tokoh nasional tersebut. 

Dalam waktu dekat, Presiden Joko Widodo memastikan akan melakukan perombakan Kabinet Indonesia Maju.

Masa jabatan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres KH Maruf Amin yang hanya tinggal satu tahun lagi membuat wacana reshuffle dianggap tidak relevan kalau bertujuan untuk memperbaiki kinerja pemerintahan.

Ada dilema yang cukup berat dirasakan Presiden Joko Widodo untuk merombak kader Nasdem di Kabinet Indonesia Maju. Bahkan, dilema itu jauh lebih berat dibandingkan mencopot menteri dari kader partai politik koalisi lainnya.

Perombakan atau reshuffle kabinet sepenuhnya menjadi kewenangan Presiden Joko Widodo. Adapun, mengenai kapan waktu pasti reshuffle kabinet dilakukan, PDIP menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi.

Rencana pemerintah untuk melakukan reshuffle kabinet disinyalir karena faktor politik bukan semata-mata berbasis kinerja. Rumornya menteri dari Partai Nasdem yang bakal didepak Presiden Joko Widodo dari kabinet.

Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay menilai isu kocok ulang alias reshuffle kabinet oleh Presiden Joko Widodo hanya sebatas wacana yang ramai di media saja.

Wacana perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo diharapkan bisa memberikan pengaruh baik untuk jalannya pemerintahan.

Presiden Joko Widodo disarankan untuk mempertahankan jajaran kabinet saat ini karena mereka dianggap telah bekerja dengan baik dan memuaskan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) diingatkan untuk berhati-hati apabila melakukan perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju sebelum masa jabatannya berakhir di 2024, meski reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden.

Wacana kocok ulang kabinet alias reshuffle kembali mengemuka menjelang pergantian tahun 2022 ke 2023. Salah satu partai yang diisukan bakal didepak dari kabinet Presiden Jokowi ialah Partai Nasdem.

Kader Partai Nasdem yang ada di Kabinet Indonesia Maju dinilai jadi bagian yang potensial digeser Presiden Joko Widodo saat kembali melakukan reshuffle.

Presiden Joko Widodo tidak memiliki dasar yang kuat untuk melakukan perombakan kabinet saat ini. Setidakya ada dua alasan diutarakan oleh analis politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga.