Innalillahi, Anggaran Eijkman Sebelum Dilebur ke BRIN Lebih Kecil dari Influencer

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman/Net
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman/Net

Banyak pihak menilai peleburan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai petaka bagi riset Indonesia. Hal itu juga menyisakan polemik lantaran seratusan pegawai dan saintis diberhentikan.


Gurubesar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Azyumardi Azra menilai, dunia riset Tanah Air akan suram dengan peleburan Eijkman, di mana dalam Kepres 33/2021, LIPI, BPPT dan Batan juga masuk ke dalam BRIN.

"Alih-alih akan menghasilkan riset dan inovasi berkualitas untuk memajukan negara-bangsa Indonesia, BRIN sebaliknya membawanya ke dalam pusaran politik partisan," kata Prof Azyumardi beberapa waktu lalu.

Peleburan Eijkman ke BRIN juga menjadi rentetan keputusan pemerintah yang dinilai melemahkan riset Tanah Air. Jauh sebelum peleburan, atensi pemerintah ke bidang riset dianggap rendah.

Hal ini terlihat pada kucuran anggaran ke Eijkman yang jauh lebih rendah dibanding sektor lain, salah satunya soal anggaran untuk influencer seperti yang diunggah akun Twitter Berlian Idriansyah Idris, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

Tahun 2021, disebutkan anggaran yang dikucurkan untuk Eijkman sebesar Rp 28,8 miliar. Nilai tersebut lebih kecil tiga kali lipat dari anggaran untuk influencer sebesar Rp 90 miliar.

"Innalillahi. Ilmu pengetahuan sepertinya memang tidak mendapat tempat di kekuasaan," tulis Berlian Idris dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Senin (3/1).